Kebakaran lahan lagi-lagi membuat Provinsi Riau diselimuti kabut asap. Ratusan titik api tercatat menyebar di 3 kabupaten. Upaya pemadaman belum berhasil mengatasi titik api yang terus meluas. Tebalnya kabut asap ini mulai menghambat aktivitas warga.
Dalam tayangan Liputan6 Pagi SCTV, Sabtu (8/2/2014), kabut asap kembali selimuti Riau. Api terus merambat dan sudah membakar sekitar 2.000 hektare lahan di Kabupaten Meranti, Jumat siang. Satelit pemantau titik panas mencatat jumlah titik api sudah mencapai 261 titik pada Kamis lalu. Titik api dalam jumlah besar berada di Kabupaten Meranti, Bengkalis, Kota Dumai, dan Kabupaten Pelalawan.
Di Kabupaten Kepulauan Meranti, setidaknya api berkobar di 16 desa di 5 kecamatan. Hal ini membuat pemerintah kabupaten setempat menyatakan kebakaran lahan di daerah tersebut menjadi kasus luar biasa. Upaya pemadaman terus berlangsung, tapi cuaca kering dan tiupan angin menyebabkan api sulit diatasi.
Seperti peristiwa kebakaran lahan tahun-tahun sebelumnya, selain akibat ketidaksengajaan, kebakaran diduga akibat maraknya pembakaran lahan sebelum memasuki musim tanam kelapa sawit. Pemerintah setempat sudah melaporkan kebakaran lahan pada pemerintah provinsi agar secepatnya mengirim bantuan regu pemadam.
Akibat kebakaran lahan, sejak Jumat pagi kabut asap makin pekat menyerbu udara kota Pekanbaru. Tanda-tanda kabut asap sudah terindikasi sejak 3 hari terakhir. Warga mulai mengeluhkan sesak serta mata perih. Sejumlah pihak mulai membagi-bagikan masker di sejumlah titik di jalan protokol.
Dinas Kesehatan Riau sudah menyiapkan 10 ribu masker untuk dibagikan ke sejumlah daerah. Tebalnya kabut asap juga membuat sejumlah sekolah meliburkan siswanya.
Salah satunya SD 05, Jalan Patimura, Pekanbaru yang memulangkan siswa kelas 1 dan 2 dengan pertimbangan kondisi udara yang tidak sehat.
Hingga saat ini belum ada imbauan untuk membatasi aktivitas warga di luar rumah. Pemprov Riau bertemu sejumlah bupati dan walikota untuk meminimalisir areal lahan yang terbakar. (Mvi)
Dalam tayangan Liputan6 Pagi SCTV, Sabtu (8/2/2014), kabut asap kembali selimuti Riau. Api terus merambat dan sudah membakar sekitar 2.000 hektare lahan di Kabupaten Meranti, Jumat siang. Satelit pemantau titik panas mencatat jumlah titik api sudah mencapai 261 titik pada Kamis lalu. Titik api dalam jumlah besar berada di Kabupaten Meranti, Bengkalis, Kota Dumai, dan Kabupaten Pelalawan.
Di Kabupaten Kepulauan Meranti, setidaknya api berkobar di 16 desa di 5 kecamatan. Hal ini membuat pemerintah kabupaten setempat menyatakan kebakaran lahan di daerah tersebut menjadi kasus luar biasa. Upaya pemadaman terus berlangsung, tapi cuaca kering dan tiupan angin menyebabkan api sulit diatasi.
Seperti peristiwa kebakaran lahan tahun-tahun sebelumnya, selain akibat ketidaksengajaan, kebakaran diduga akibat maraknya pembakaran lahan sebelum memasuki musim tanam kelapa sawit. Pemerintah setempat sudah melaporkan kebakaran lahan pada pemerintah provinsi agar secepatnya mengirim bantuan regu pemadam.
Akibat kebakaran lahan, sejak Jumat pagi kabut asap makin pekat menyerbu udara kota Pekanbaru. Tanda-tanda kabut asap sudah terindikasi sejak 3 hari terakhir. Warga mulai mengeluhkan sesak serta mata perih. Sejumlah pihak mulai membagi-bagikan masker di sejumlah titik di jalan protokol.
Dinas Kesehatan Riau sudah menyiapkan 10 ribu masker untuk dibagikan ke sejumlah daerah. Tebalnya kabut asap juga membuat sejumlah sekolah meliburkan siswanya.
Salah satunya SD 05, Jalan Patimura, Pekanbaru yang memulangkan siswa kelas 1 dan 2 dengan pertimbangan kondisi udara yang tidak sehat.
Hingga saat ini belum ada imbauan untuk membatasi aktivitas warga di luar rumah. Pemprov Riau bertemu sejumlah bupati dan walikota untuk meminimalisir areal lahan yang terbakar. (Mvi)