Kiriman air dari Bogor, sebagai kota hulu Kali Ciliwung yang kerap mengirim banjir ke Jakarta, menuntut kesigapan petugas pintu air. Mereka juga harus siap memberikan informasi kepada masyarakat, rela menjawab telepon bertubi dari para jurnalis.
Nah, jika biasanya sibuk memberikan informasi kepada awak media, kali ini sebaliknya. Andi Sudirman selaku Kepala Bendungan Katulampa mencoba mempraktikan tugas seorang awak media. Andi pun mengoperasikan kamera video layaknya seorang kameramen televisi.
Kegiatan itu dilakukan untuk Hari Pers Nasional. Sambil membawa kamera, ia berkeliling, mengambil gambar dan memantau kondisi ketinggian Bendungan Katulampa. Andi juga mewawancarai warga yang sedang berkunjung ke Bendungan Katulampa.
Sesekali Andi terlihat gugup saat mengambil gambar, apalagi saat mewawancarai warga. Namun, saat mewawancarai petugas pemantau yang diperankan seorang wartawan, Andi terlihat lancar. Ia banyak mengajukan pertanyaan. Hafal betul apa yang harus ditanyakan.
"Ternyata jadi insan pers tidak mudah, harus sigap, toleran dan sabar dalam melakukan peliputan," ungkap Andi usai berperan menjadi wartawan dadakan, Bogor, Sabtu (8/2/14).
Saat berperan sebagai wartawan, Andi juga merasa kesulitan dan grogi saat membidik gambar melalui kamera. "Lebih baik saya begadang semalaman daripada jadi wartawan," kelakarnya.
Andi pun kini merasa salut dan memberikan apresiasi atas profesi wartawan yang menuntut memiliki keahlian khusus, dan juga koordinasi yang baik.
Sementara Solihin selaku perwakilan dari Forum Wartawan Harian Bogor (FWHB) sebagai penyelenggara acara ini mengimbau, seorang wartawan harus bisa lebih kooperatif dan harus bisa memahami narasumber, dalam hal ini Andi Sudirman yang kerap dimintai informasi terkait Bendungan Katulampa.
"Kita memang membutuhkan informasi, namun di sisi lain harus mengerti kesibukan narasumber. Jadi harus memahami satu sama lain," pungkas Solihin. (Rmn/Ein)
Baca juga:
Bekasi Darurat Banjir, Bupati Plesir ke Amerika
KKP Khitankan Anak Nelayan dan Bantu Korban Banjir
[VIDEO] Banjir di Koja karena Buruknya Drainase dan Rob
Nah, jika biasanya sibuk memberikan informasi kepada awak media, kali ini sebaliknya. Andi Sudirman selaku Kepala Bendungan Katulampa mencoba mempraktikan tugas seorang awak media. Andi pun mengoperasikan kamera video layaknya seorang kameramen televisi.
Kegiatan itu dilakukan untuk Hari Pers Nasional. Sambil membawa kamera, ia berkeliling, mengambil gambar dan memantau kondisi ketinggian Bendungan Katulampa. Andi juga mewawancarai warga yang sedang berkunjung ke Bendungan Katulampa.
Sesekali Andi terlihat gugup saat mengambil gambar, apalagi saat mewawancarai warga. Namun, saat mewawancarai petugas pemantau yang diperankan seorang wartawan, Andi terlihat lancar. Ia banyak mengajukan pertanyaan. Hafal betul apa yang harus ditanyakan.
"Ternyata jadi insan pers tidak mudah, harus sigap, toleran dan sabar dalam melakukan peliputan," ungkap Andi usai berperan menjadi wartawan dadakan, Bogor, Sabtu (8/2/14).
Saat berperan sebagai wartawan, Andi juga merasa kesulitan dan grogi saat membidik gambar melalui kamera. "Lebih baik saya begadang semalaman daripada jadi wartawan," kelakarnya.
Andi pun kini merasa salut dan memberikan apresiasi atas profesi wartawan yang menuntut memiliki keahlian khusus, dan juga koordinasi yang baik.
Sementara Solihin selaku perwakilan dari Forum Wartawan Harian Bogor (FWHB) sebagai penyelenggara acara ini mengimbau, seorang wartawan harus bisa lebih kooperatif dan harus bisa memahami narasumber, dalam hal ini Andi Sudirman yang kerap dimintai informasi terkait Bendungan Katulampa.
"Kita memang membutuhkan informasi, namun di sisi lain harus mengerti kesibukan narasumber. Jadi harus memahami satu sama lain," pungkas Solihin. (Rmn/Ein)
Baca juga:
Bekasi Darurat Banjir, Bupati Plesir ke Amerika
KKP Khitankan Anak Nelayan dan Bantu Korban Banjir
[VIDEO] Banjir di Koja karena Buruknya Drainase dan Rob