Penjualan Alat Berat United Tractors Turun 32%

PT United Tractors Tbk mencatatkan penjualan alat berat turun menjadi 4.203 unit pada 2013.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Feb 2014, 13:45 WIB
Meski sektor batu bara cenderung tertekan pada 2013, kontribusi penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) sebagian besar masih disumbang dari sektor pertambangan.

Kontribusi penjualan alat berat perseroan dari sektor pertambangan mencapai 43% pada 2013. Lalu disusul kontribusi penjualan alat berat dari sektor agro mencapai 26%. Selanjutnya kontribusi penjualan sektor konstruksi mencapai 23% dan kehutanan sekitar 8%.

Salah satu anak usaha grup Astra ini mencatatkan penjualan alat berat turun menjadi 4.203 unit pada 2013. Penjualan alat berat itu turun sekitar 32,23% dibandingkan pencapaian tahun 2012 sebesar 6.202 unit.

Angka penjualan alat berat 4.203 unit itu memang sesuai dengan perkiraan manajemen. Menjelang akhir tahun, manajemen perseroan memproyeksikan penjualan alat berat pada 2013 sekitar 4.200 unit.

Penjualan alat berat perseroan mencapai 251 unit pada Desember 2013. Pangsa pasar perseroan mencapai 41% sepanjang 2013. Sementara itu, usaha dari overburden removal atau rasio pengelupasan tanah turun tipis menjadi 845,7 juta ton pada 2013 dibandingkan tahun 2012 sebesar 855,5 juta ton.

Sementara itu, penjualan batu bara perseroan turun 34,52% menjadi 4,18 juta ton pada 2013 dibandingkan periode tahun 2012 sebesar 5,62 juta ton.

Sekretaris Perusahaan PT United Tractors Tbk, Sara Lubis pernah mengatakan, pasar alat berat masih lemah terutama di sektor tambang. Hal itu seiring harga batu bara cenderung melemah membuat perusahaan tambang menahan ekspansinya.

Hingga kuartal III 2013, perseroan mencatatkan pendapatan bersih turun 15,47% menjadi Rp 37,30 triliun dari periode sama tahun 2012 sebesar Rp 44,13 triliun.

Sementara itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk perseroan turun 24,38% menjadi Rp 3,37 triliun hingga kuartal III 2013 dari periode sama tahun 2012 senilai Rp 4,46 triliun. (Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya