Kenapa Saat Jatuh Cinta Orang Jadi Susah Tidur?

Saatj jatuh cinta Anda bisa sulit tidur dan ilmu pengetahuan berusaha mengungkap alasannya.

oleh Melly Febrida diperbarui 10 Feb 2014, 11:30 WIB
Ingatkah Anda bagaimana rasanya jatuh cinta? Saat cinta bergelora Anda bisa sulit tidur dan ilmu pengetahuan berusaha mengungkap alasan pengaruh jatuh cinta dengan lamanya tidur seseorang.

Jatuh cinta melibatkan banyak perasaan, mulai dari gembira, bergairah, dan euforia. Apalagi jika orang yang Anda cintai memiliki gairah yang sama. Tapi, jika orang yang Anda cintai tak merasakan hal yang sama, perasaan ini berubah menjadi putus asa dan patah hati.

Energi yang meroket membuat kekuatan konsentrasi meningkat dan pikiran jadi terus menerus ke orang yang Anda sukai. Saat jatuh cinta, ketika otak dipindai menggunakan functional magnetic resonance imaging (fMRI) terlihat  aktivitas yang tinggi dan mengandung banyak dopamin.

Dopamin merupakan neurotransmitter yang berhubungan dengan sistem reward yang alami. Sirkuit di otak itu memberikan kita rasa senang ketika kita terlibat dengan perilaku yang berhubungan dengan kelangsungan hidup seperti makan, minum, dan hubungan intim. Sistem itu juga yang dibajak jika kecanduan obat-obatan.

Ketika kita jatuh cinta, otak dalam keadaan senang tak seperti kasus pada orang kecanduan obat-obatan seperti kokain. Ada perubahan neurobilogis lain yang terjadi ketika Anda sedang jatuh cinta, termasuk peningkatan hormon tertentu yang terlibat dalam respons stres (kortisol). Dan ini yang terlibat dengan ikatan bersama pasangan Anda (vasopresin dan oksitosin).

Kondisi tersebut membuat kita seperti dalam kondisi hypomanic. Saat hypomania, mood, energi dan aktivitas meninggi. Kebutuhan tidur juga berkurang saat jatuh cinta.

Sangat sedikit peneliti yang menanyakan langsung orang yang sedang jatuh cinta tentang tidurnya. Namun, Profesor Serge Brand di Psychiatric University Clinics, University of Basel, Switzerland, mempelajari orang muda yang berada di tahap awal cintanya.

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Adolescent Health pada tahun 2007 menemukan, remaja yang jatuh cinta dilaporkan tidurnya sedikit (sekitar satu jam) dibandingkan rekan-rekannya yang tidak jatuh cinta. Selain itu, orang yang tidurnya terpendek dialami jika mengalami gangguan obsesif karena memikirkan orang yang dicintainya.

Yang menarik, meskipun orang-orang ini tidurnya sebentar, tapi berkualitas. Profesor Brand tak menemukan perbedaan tidur berdasarkan status cinta remaja.

Profesor Brand juga menulis dua penelitian lainnya yang diterbitkan di International Journal of Psychiatry and Clinical Practice (2011 dan 2013).

Dengan penelitian tersebut terlihat, jika Anda jatuh cinta tidur menjadi lebih singkat dibanding biasanya. Jadi nikmatilah tingginya dopamin secara alami, jangan terlalu mengkhawatirkannya, seperti dikutip theglobeandmail, Senin (10/2/2014).

(Mel/Abd)

Baca Juga:

Wanita Jepang Hadiahi Cokelat Menstruasi di Hari Valentine
Belajar Memahami Pasangan, Ada 7 Cara!
5 Alasan Perempuan Berani Dilamar Saat Usia di Bawah 23 Tahun

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya