Terkoreksi 15 Poin, IHSG Sempat Tengok Level 4.500

IHSG berbalik arah ke zona merah dengan melemah 15,91 poin (0,36%) ke level 4.450,74.

oleh Syahid Latif diperbarui 10 Feb 2014, 16:11 WIB
Lompatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sesi pembukaan, pelan-pelan terkikis hingga penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI). Pelemahan IHSG berbarengan dengan indeks saham regional yang juga ikut berbalik arah.

Pelemahan IHSG terjadi di tengah aksi beli pemodal asing. Investor  luar negeri mencatatkan nett buy cukup tinggi hingga Rp 900 miliar.

Pada penutupan perdagangan Senin (10/2/2014), IHSG berbalik arah ke zona merah dengan melemah 15,91 poin (0,36%) ke level 4.450,74. Indeks saham-saham bluechips ikut menjadi pemberat setelah melemah 0,43%.

Terpelesetnya IHSG terlihat dari koreksi harga saham dari 163 emiten, lebih banyak dari jumlah efek yang menguat sebanyak 129 saham. Sementara harga saham dari 86 emiten lain memilih bertahan.

Transaksi perdagangan tercatat mencapai Rp 5,19 triliun yang berasal dari perpindahantangan 4,45 miliar saham. Frekuensi transaksi sebanyak 138.084 kali.

Kenaikan IHSG yang sudah berlangsung selama empat hari terakhir cukup memikat pemodal lokal untuk sedikit mencari untung. Hal ini terlihat dari aksi profit taking pemodal lokal yang mencatatkan nett sell hingga Rp 900 miliar.

Jalannya Perdagangan

IHSG memulai perdagangan dengan melesat ke level 4.485,46 pada sesi pre-opening. Pelaku pasar tampaknya masih menyisakan sentimen-sentimen positif dari kondisi ekonomi dalam negeri.

Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) akhir pekan lalu melaporkan peningkatan Cadangan Devisa (Cadev) Indonesia pada awal Januari 2014. Cadev tercatat kembali menembus level US$ 100 miliar.

Sentimen-sentimen positif yang muncul juga membawa IHSG kembali menembus level 4.502,77 atau tertinggi sepanjang perdagangan hari ini.

Sayang, sentimen negatif dari regional dan sikap pelaku pasar yang menunggu hasil pernyataan pimpinan baru dewan gubernur  The Federal Reserves, Janet Yellen, membuat indeks tertekan. Yellen direncanakan akan memaparkan visi misinya sebagai orang nomor satu The Fed yang didalamnya mencakup masa depan program stimulus AS.

Pernyataan Yellen ini menggiring bursa saham regional kembali masuk zona merah ditandai dengan indeks HSI Hong Kong yang terkoreksi 0,27% dan STI Singapura 0,07%. Beruntung Nikkei Jepang masih bisa bertahan dengan menguat 1,77%.

Imbas koreksi bursa saham regional ini membuat IHSG ikut terpengaruh dan terus bergerak dalam tren menurun sejak pembukaan perdagangan. Meski berupaya melawan di sesi perdagangan kedua, tekanan yang berat membuat pasar akhirnya masuk zona merah sekitar 1 jam sebelum penutupan perdagangan.

Koreksi sektor saham mendominasi perdagangan saham kali ini. Pelemahan terdalam dialami indeks sektor manufaktur yang anjlok 2,76%, diikuti infrastruktur 0,62%, perdagangan 0,61%, keuangan 0,54%, dan industri aneka 0,37%.

Tercatat hanya dua sektor yang mampu bergerak di zona hijau dipimpin oleh emiten pertanian sebesar 0,52%, dan konstruksi 0,24%.

Meski menutup perdagangan di zona merah, saham-saham bluechip masih banyak yang mampu bergerak menguat. Top gainer dari daftar emiten keping biru kali ini adalah GGRM yang menguat Rp 600, INTP dan AALI masing-masing Rp 225 per saham.

Top gainer lainnya adalah GMTD yang menguat Rp 300 dan LPCK Rp 275 per saham.

Di daftar top losser, emiten bluechips juga tak terlepas dari tekanan. Terbukti saham-saham seperti EXCL mengalami pelemahan Rp 350, diikuti UNTR Rp 225, dan BBCA Rp 200 per saham.

Emiten minuman beralkohol MLBI menjadi pemuncak top losser dengan koreksi harga saham hingga Rp 5.000 per saham, diikuti TGKA senilai Rp 275 per saham. (Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya