Harga minyak dunia naik sedikit pada perdagangan Selasa (11/2/2014) pagi, menutup di atas US$ 100 per barel untuk pertama kalinya di 2014 ini.
Melansir laman Associated Press, Penyebabnya karena investor menunggu komentar publik pertama dari pimpinan baru Bank Sentral (Federal Reserve) AS Janet Yellen.
Dia diketahui akan tampil di hadapan anggota parlemen AS dan pedagang sangat tertarik untuk mendengar kabar darinya tentang penarikan stimulus moneter The Fed.
Minyak mentah AS patokan untuk Maret naik 18 sen menjadi US$ 100,06 per barel di New York Mercantile Exchange.
Di tempat lain di pasar minyak , minyak mentah Brent, yang digunakan untuk menetapkan harga untuk varietas internasional minyak mentah turun 94 sen menjadi US$ 108,63 per barel di bursa ICE Futures di London.
Bank sentral sebelumnya telah mengekang program stimulus tetapi data pekerjaan terbaru menunjukkan jika pemulihan ekonomi AS mungkin tidak sesehat kelihatannya.
Stimulus selama ini telah membantu menopang sejumlah aset keuangan selama beberapa tahun terakhir, termasuk harga minyak.
Terakhir, minyak terdorong suhu dingin yang melanda di sebagian negara bagian Amerika Serikat , yang telah mendorong permintaan.
"Tren harga baru-baru ini karena suhu sangat dingin dengan cepat memberikan perkiraan yang moderat signifikan terutama di sepanjang pantai Timur," tulis Jim Ritterbusch, Presiden Konsultan Energi Ritterbusch and Associates, dalam sebuah catatan kepada klien. (Nrm)
Melansir laman Associated Press, Penyebabnya karena investor menunggu komentar publik pertama dari pimpinan baru Bank Sentral (Federal Reserve) AS Janet Yellen.
Dia diketahui akan tampil di hadapan anggota parlemen AS dan pedagang sangat tertarik untuk mendengar kabar darinya tentang penarikan stimulus moneter The Fed.
Minyak mentah AS patokan untuk Maret naik 18 sen menjadi US$ 100,06 per barel di New York Mercantile Exchange.
Di tempat lain di pasar minyak , minyak mentah Brent, yang digunakan untuk menetapkan harga untuk varietas internasional minyak mentah turun 94 sen menjadi US$ 108,63 per barel di bursa ICE Futures di London.
Bank sentral sebelumnya telah mengekang program stimulus tetapi data pekerjaan terbaru menunjukkan jika pemulihan ekonomi AS mungkin tidak sesehat kelihatannya.
Stimulus selama ini telah membantu menopang sejumlah aset keuangan selama beberapa tahun terakhir, termasuk harga minyak.
Terakhir, minyak terdorong suhu dingin yang melanda di sebagian negara bagian Amerika Serikat , yang telah mendorong permintaan.
"Tren harga baru-baru ini karena suhu sangat dingin dengan cepat memberikan perkiraan yang moderat signifikan terutama di sepanjang pantai Timur," tulis Jim Ritterbusch, Presiden Konsultan Energi Ritterbusch and Associates, dalam sebuah catatan kepada klien. (Nrm)