China tengah melakukan sweeping atau pembersihan besar-besaran di Dongguan, wilayah yang dijuluki 'kota seks'. Pemerintah Negeri Tirai Bambu melakukan tindakan tegas dalam upaya memberantas prostitusi.
Pemerintah China menugaskan sekitar 6.500 polisi untuk menutup 12 lokalisasi, dan menangkap 67 orang yang terlibat prostitusi di Dongguan. China juga memecat 2 kepala kepolisian yang diduga terlibat atau membantu prostitusi di Dongguan.
Semua langkah ini dilakukan untuk menerapkan hukum yang melarang adanya prostitusi di China. Pembersihan pun dilakukan beberapa jam setelah rekaman CCTV tersebar di publik, yang menunjukkan puluhan wanita berbaris di panggung sebuah kafe dan manajer terlihat sedang membahas bayaran dengan pelanggan.
Seperti dimuat South China Morning Post, Selasa (11/2/2014), langkah ini merupakan seruan dari petinggi Partai Komunis China di Guangdong, Hu Chunhua, yang dikenal sebagai salah satu orang paling berpengaruh di China.
Tindakan pemerintah China mendapat penolakan keras dari warga sekitar. Bukan lantaran kehilangan lokalisasi, tapi atas dasar kemanusiaan.
Jagat maya China dipenuhi protes dari para warga yang mengecam aksi pembersihan yang tak berperikemanusiaan.
"Mengapa harus mengerahkan 6.000 polisi hanya untuk menangkap 67 orang," ujar seorang warga di media sosial.
Prositusi menjadi aktivitas ilegal berdasarkan hukum China. Meski demikian, perdagangan wanita masih marak, bahkan terorganisir dengan rapi. Sejumlah laporan media lokal menyebut jumlah pekerja seks komersial di China mencapai angka 4 juta sampai 6 juta.
Berdasarkan hasil investigasi tim BBC, ditemukan kelompok mafia dan tindak prostitusi di sejumlah lokasi, seperti tempat spa dan bar. Jaringan prostitusi China cukup banyak dan mengakar cukup lama. (Riz/Yus)
Baca juga:
Advertisement
Pria Brasil Pakai Rok Saat Kerja di Kantor
Misteri `Emas Putih` Bahan Bom Perang Dunia I di Gurun Atacama
Nenek Tunanetra `Nyentrik`, Pasang Tato di Sekujur Tubuhnya
Baca Juga