Film Killers, Mengungkap Sisi Kelam Manusia

Karena begitu trauma dengan masa lalu, Kazuki terobsesi ingin membunuh orang-orang yang pernah mengecewakannya.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Feb 2014, 14:15 WIB
Citizen6, Jakarta: Disadari atau tidak, setiap orang menyimpan dua sisi “mata uang” yang tak bisa dipisahkan. Namun sayang beberapa orang sepertinya menyangkal bahwa pada dirinya terdapat sisi baik dan buruk, putih dan hitam atau yin dan yang.

Film Killers sepertinya ingin menyampaikan sisi paling gelap yang pernah dimiliki manusia. Yakni sifat-sifat yang lebih buas dari yang dimiliki oleh binatang paling liar sekalipun. Karena seekor binatang tak akan pernah membunuh dengan alasan kesenangan.

Nafsu tersembunyi itu sewaktu-waktu bisa datang saat situasi dan kondisi seseorang memungkinkan itu. Dan tentu saja untuk mengendalikannya sungguh susah. Seperti yang dialami Kazuki Kitamura seorang pekerja yang tinggal sendirian di sebuah kota di Jepang.

Karena begitu trauma dengan masa lalu, Kazuki terobsesi ingin membunuh orang-orang yang pernah mengecewakan atau menyakiti dirinya. Awalnya peristiwa membunuh itu tak sengaja. Namun lama-lama ia menikmati sensasi  keluhan, rintihan korban-korbannya. Darah yang mengalir, ekspresi kesakitan menjadi sebuah hiburan yang membahagiakan.

Tidak seperti film-film mainstream yang laris yang menggelorakan semangat untuk meraih mimpi, Killers justru sebaliknya. Di Killers hidup adalah sebuah pengalaman kelam yang menyedihkan.  Dan mati adalah sebuah pilihan yang baik.

Digambarkan di film ini seorang  kakak yang berencana bunuh diri bersama dengan menabrakkan dirinya  ke mobil yang lewat di jalan raya. Mereka berdua terlalu menderita karena kedua orang tuanya meninggal dan adik laki-lakinya menyandang autis.

Lainnya, seorang bapak yang memilih pergi ke hutan (tempat bunuh diri) yang menghabisi dirinya sendiri setelah keluarganya menjadi mayat semua.   Menurut bapak tua ini, hidup ini terlalu brengsek untuk dijalani, hidup tak perlu disyukuri.

JIka kalian menyukai film-film motivasi yang menyemangati, yang mempuk-puk,  meninabobokan, kemungkinan tidak menyukai film ini. Namun sebaiknya tetap menonton film yang lolos seleksi di 2014 Sundance Festival ini. Karena di film yang berdurasi lebih dari 2 jam ini akan memberikan pengalaman yang berbeda.

Jika masih ingin mencari pesan moral film kolaborasi Jepang-Indonesia ini adalah bahwa setiap diri seseorang menyimpan sisi gelap yang bila berada pada kondisi yang tepat, hal itu akan berkembang tanpa batas. (kw)

Baca Juga:
Gila Motor, Komunitas Otomotif Paling `Gila`
Komunitas Card to Post, `Obat Kangen` Kirim Pesan Lewat Pos

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya