Berniat membeli rumah, bersiaplah menyediakan uang lebih besar. Hasil Hasil Survei Properti Residensial yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) memperkirakan kenaikan harga properti residensial masih akan berlanjut dalam tiga bulan ke depan.
Laporan yang dipublikasikan BI, Rabu (12/2/2014) memperkirakan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada kuartal I-2014 bakal naik sebesar 2,56% atau lebih tinggi dari tiga bulan terakhir 2013.
"Kenaikan harga tertinggi diperkirakan terjadi pada rumah tipe menengah sebesar 3,45%," ungkap laporan tersebut.
Berdasarkan wilayah, kenaikan paling tinggi diperkirakan terjadi di Surabaya Jawa Timur dengan besaran 8,19%.
Meski menguat dibandingkan kuartal sebelumnya, kenaikan harga properti residensial justru melambat dibandingkan periode sama setahun yang lalu.
Kenaikan harga paling tinggi awal 2014 dibandingkan setahun yang lalu terjadi di Manado sebesar 25,24% diikuti Surabaya 21,76%.
Permintaan dan penawaran properti pada kuartal I-2014 diperkirakan bergerak stabil. Sebagian besar responden di 14 kota memperkirakan permintaan rumah akan cenderung tetap.
Stagnannya permintaan rumah tersebut terutama dipicu kekhawatiran adanya kenaikan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Faktor lain yang menghambat permintaan adalah kenaikan harga bahan bangunan, uang muka rumah, serta pajak.
Berdasarkan lokasi proyek, kenaikan suku bunga KPR terttinggi akan terjadi di Kalimantan Barat sementara terendah di Kepulauan Bangka Belitung. (Shd)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Laporan yang dipublikasikan BI, Rabu (12/2/2014) memperkirakan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada kuartal I-2014 bakal naik sebesar 2,56% atau lebih tinggi dari tiga bulan terakhir 2013.
"Kenaikan harga tertinggi diperkirakan terjadi pada rumah tipe menengah sebesar 3,45%," ungkap laporan tersebut.
Berdasarkan wilayah, kenaikan paling tinggi diperkirakan terjadi di Surabaya Jawa Timur dengan besaran 8,19%.
Meski menguat dibandingkan kuartal sebelumnya, kenaikan harga properti residensial justru melambat dibandingkan periode sama setahun yang lalu.
Kenaikan harga paling tinggi awal 2014 dibandingkan setahun yang lalu terjadi di Manado sebesar 25,24% diikuti Surabaya 21,76%.
Permintaan dan penawaran properti pada kuartal I-2014 diperkirakan bergerak stabil. Sebagian besar responden di 14 kota memperkirakan permintaan rumah akan cenderung tetap.
Stagnannya permintaan rumah tersebut terutama dipicu kekhawatiran adanya kenaikan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Faktor lain yang menghambat permintaan adalah kenaikan harga bahan bangunan, uang muka rumah, serta pajak.
Berdasarkan lokasi proyek, kenaikan suku bunga KPR terttinggi akan terjadi di Kalimantan Barat sementara terendah di Kepulauan Bangka Belitung. (Shd)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com