Juara dunia kelas ringan (61,2 kilogram) IBO Daud Yordan menjalani latihan intensif di Sasana Kayong Utara, Kalimantan Barat, untuk persiapan menghadapi pertarungan perebutan gelar yang dijadwalkan berlangsung di China, 28 Maret 2014.
"Saya hanya menjalani latihan intensif di sini karena sampai kini belum ada informasi dari manajemen untuk berlatih di Sasana Herrys Gym di Perth, Australia," kata petinju dengan rekor bertarung 32 kali menang (23 di antaranya dengan KO) dan tiga kali kalah ketika dihubungi dari Semarang, Rabu (12/2/2014).
Menurut dia, latihan saat ini sudah bukan bersifat umum melainkan sudah mengarah untuk pertarungan mendatang, termasuk latihan dengan mitra tanding.
"Saya memang sudah latihan dengan sparring partner di sini meskipun masih sebatas dengan petinju lokal," katanya.
Pada pertarungan untuk mempertahankan gelar yang kedua kali tersebut, direncanakan berlangsung di China, 28 Maret mendatang.
"Saya memang mendapat pemberitahuan dari manajemen bahwa pertarungan saya mendatang dilaksanakan di China pada 28 Maret 2014," katanya.
Akan tetapi, hingga saat ini dirinya masih menunggu kepastian dari manajemen soal lawan yang akan dihadapi pada pertarungan mendatang.
Daud Yordan berhasil mempertahankan gelar di kelas ringan setelah menang dengan susah payah atas petinju Afrika Selatan Shipo Taliwe di Australia, 6 Desember 2013.
Pertarungan itu merupakan pertama kali dijalani Daud untuk mempertahankan gelar juara dunia setelah merebut gelar saat mengalahkan petinju Argentina Daniel Eduardo Brizuela, di Australia pada 6 Juli 2013.
Sebelumnya, Daud Yordan berkecimpung di kelas bulu (57,1 kilogram) selama delapan tahun, bahkan sempat menjadi juara dunia IBO di kelas tersebut dengan menang KO ronde kedua atas petinju Filipine Lorenzo Villanueva di Singapura pada 5 Mei 2012.
Akhirnya, ayah dari Miquel Angel Yordan Jr tersebut, memutuskan untuk naik dua tingkat dari kelas bulu ke kelas ringan dan pertama kali bertarung langsung merebut gelar juara di kelas yang baru.
Suami dari Angela Megaria Penuda itu menjadi satu-satunya petinju Indonesia yang memegang sabuk gelar juara dunia, setelah Chris John gagal mempertahankan gelar yang ke-18 kali kelas bulu (57,1 kilogram) WBA, karena kalah saat melawan petinju Afrika Selatan Simpiwe Vetyeka di Australia, 6 Desember 2013.(ant/lul)
"Saya hanya menjalani latihan intensif di sini karena sampai kini belum ada informasi dari manajemen untuk berlatih di Sasana Herrys Gym di Perth, Australia," kata petinju dengan rekor bertarung 32 kali menang (23 di antaranya dengan KO) dan tiga kali kalah ketika dihubungi dari Semarang, Rabu (12/2/2014).
Menurut dia, latihan saat ini sudah bukan bersifat umum melainkan sudah mengarah untuk pertarungan mendatang, termasuk latihan dengan mitra tanding.
"Saya memang sudah latihan dengan sparring partner di sini meskipun masih sebatas dengan petinju lokal," katanya.
Pada pertarungan untuk mempertahankan gelar yang kedua kali tersebut, direncanakan berlangsung di China, 28 Maret mendatang.
"Saya memang mendapat pemberitahuan dari manajemen bahwa pertarungan saya mendatang dilaksanakan di China pada 28 Maret 2014," katanya.
Akan tetapi, hingga saat ini dirinya masih menunggu kepastian dari manajemen soal lawan yang akan dihadapi pada pertarungan mendatang.
Daud Yordan berhasil mempertahankan gelar di kelas ringan setelah menang dengan susah payah atas petinju Afrika Selatan Shipo Taliwe di Australia, 6 Desember 2013.
Pertarungan itu merupakan pertama kali dijalani Daud untuk mempertahankan gelar juara dunia setelah merebut gelar saat mengalahkan petinju Argentina Daniel Eduardo Brizuela, di Australia pada 6 Juli 2013.
Sebelumnya, Daud Yordan berkecimpung di kelas bulu (57,1 kilogram) selama delapan tahun, bahkan sempat menjadi juara dunia IBO di kelas tersebut dengan menang KO ronde kedua atas petinju Filipine Lorenzo Villanueva di Singapura pada 5 Mei 2012.
Akhirnya, ayah dari Miquel Angel Yordan Jr tersebut, memutuskan untuk naik dua tingkat dari kelas bulu ke kelas ringan dan pertama kali bertarung langsung merebut gelar juara di kelas yang baru.
Suami dari Angela Megaria Penuda itu menjadi satu-satunya petinju Indonesia yang memegang sabuk gelar juara dunia, setelah Chris John gagal mempertahankan gelar yang ke-18 kali kelas bulu (57,1 kilogram) WBA, karena kalah saat melawan petinju Afrika Selatan Simpiwe Vetyeka di Australia, 6 Desember 2013.(ant/lul)