Kisah Dokter Ayu yang Tak Bisa Tenang Selama 4 Tahun

Dokter Dewa Ayu Sasiary Prawani mengaku hidupnya tidak tenang selama 4 tahun sejak kematian pasien bernama Julia Fransiska Makatey

oleh Fitri Syarifah diperbarui 13 Feb 2014, 12:39 WIB
Masih teringat mungkin di benak Anda, seorang dokter wanita di Manado yang terjerat kasus hukum sehingga membuat seluruh sejawat dokter melakukan aksi protes pembebasan hingga tidak melakukan praktik setengah hari pada 27 November lalu.

Kini, dokter bernama lengkap Dewa Ayu Sasiary Prawani atau yang akrab dipanggil dokter Ayu (39) serta kedua rekannya dr Hendry Simanjuntak dan dr Hendy Siagian sudah bisa menghirup udara bebas setelah sempat dipenjara sekitar dua bulan.

Dalam temu media yang dilakukan di Kantor IDI Pusat, Jakarta, Kamis (12/2/2014), dokter wanita berkacamata itu mengaku hidupnya tidak tenang selama 4 tahun sejak kematian pasien bernama Julia Fransiska Makatey.

"Sudah 4 tahun, hidup kami tidak tenang, bolak-balik ke penyidik, lapor kejaksaan. Dan di sela-sela residen, selain sambil menunaikan tugas ilmiah, kami juga harus ke pengadilan," kata wanita kelahiran Denpasar, Bali 23 April 1975.

Saat tersandung masalah hukum, dokter Ayu memang sedang ujian akhir. Tapi ketika itu, ia dan kedua rekannya optimistis bahwa kasusnya dapat segera diselesaikan.

"Waktu itu saya sedang ujian akhir. Itu awal persidangan di pengadillan negeri. Kalau saya ingat jadi sedih. Saya ujian sambil mengadapi persidangan. Kami (dr. Ayu dan kedua rekan) sempat lega karena pengadilan negeri memutuskan kami bebas murni. Saat itu kami mungkin terlalu percaya diri terhadap keputusan nanti tidak akan salah. Tapi ternyata kenyataan berbalik 180 derajat ," kata Ayu.

Dokter Ayu mengaku kaget setengah mati karena ternyata kasusnya terus berbuntut pada keputusan MA (Mahkamah Agung).

"Kami kaget setengah mati. Kami datang ke Manado untuk sekolah, jadi tidak ada pikiran kami untuk membunuh orang. Sama sekali tidak ada dalam benak kami untuk membunuh. Kami tiga-tiganya pendatang. Saya dari Bali, Hendri dari Sorong. Kalau memang kami punya musuh, kami minta maaf," jelas Ayu.

Hingga akhirnya dipenjara, dokter Ayu mengaku perasaanya bercampur aduk. "Kami kaget, shock karena datang ke Manado dan dipenjara," ungkapnya.

Tapi berada dalam tahanan, tak membuat dokter Ayu merasa putus asa karena dukungan terus mengalir dari berbagai pihak khususnya keluarga.

"Adanya kuasa Tuhan dan dukungan teman-teman sejawat dan keluarga lah yang membuat kami bisa berada di tempat ini bersama dokter dan teman-teman semua," jelasnya.

Akhirnya, dokter Ayu mengucap syukur dan berharap kasus ini tidak ada lagi serta rekan sejawat profesi dapat tenang melakukan prosedur.

"Kami bahagia luar biasa dan mengucap rasa syukur. Kami harap ke depan tidak ada lagi kasus ini. Kami percaya tidak ada dokter yang mau mencelakai pasien. Hidup itu ditangan Tuhan. Dan dokter hanya alat dan perantara. Kami tidak menjanjikan hasil tapi upaya," tambahnya.

(Fit/Mel)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya