Jenazah Arif Wicaksana Aji (26), terduga teroris yang tewas saat baku tembak dengan personel Brimob di Desa Taunca, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah akhirnya dijemput keluarga di kamar Jenazah Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Sulteng sekitar pukul 11.30 Wita.
Pantauan Liputan6.com di kamar Jenazah Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Sulteng, keluarga yang menjemput adalah Raden Maulani Budaya (55) bersama istrinya, Nurhasyana (52) selaku orangtua Arif serta sejumlah pendamping dari Tim Pembela Muslim (TPM) Sulteng. Mereka berangkat dari kediaman di Tabalong, Kalimantan Selatan.
Sesampainya di RS Bhayangkara Polda Sulteng, keluarga dibantu anggota TPM dan petugas RS Bhayangkara memandikan Arif di kamar jenazah. Kemudian jenazah Arif dibawa menggunakan ambulans milik penyedia jasa di Palu untuk disalatkan di Masjid Polda dengan pengawalan ketat petugas.
Ayah Arif, Raden Maulani Budaya mengatakan, setelah meyakini jenazah tersebut adalah anaknya berdasarkan foto yang terpajang dalam poster Daftar Pencarian Orang (DPO) yang dirilis Polda 2012 silam bernama Hendro, akhirnya ia bersama istrinya diberikan hak oleh Polda membawa jenazah tersebut untuk dimakamkan.
"Awalnya memang kami kecewa karena tidak diberi akses untuk melihat secara langsung jenazah. Namun, setelah Polda percaya kami adalah keluarga, Polda memberikan akses untuk kami melihat, bahkan memakamkan jenazah," kata Maulani kepada Liputan6.com di RS Bhayangkara Polda Sulteng, Palu, Kamis (13/2/2014).
Pihak keluarga mengaku puas setelah bisa melihat secara langsung, bahkan bisa sampai memakamkan jenazah Arif. Pihak keluarga sempat mengalami kesulitan untuk melihat dan memastikan jenazah tersebut adalah anaknya yang bernama Arif Wicaksana Aji.
"Ya, kami cukup puas dan berterima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu," tandas Maulani. (Adm/Sss)
Baca Juga:
1 Terduga Teroris yang Tewas di Poso Diyakini DPO Bernama Hendro
Pastikan 1 Jenazah Terduga Teroris Palu, 2 Warga Tes DNA
1 Jasad Terduga Teroris Poso Teridentifikasi: Tukang Kayu
Pantauan Liputan6.com di kamar Jenazah Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Sulteng, keluarga yang menjemput adalah Raden Maulani Budaya (55) bersama istrinya, Nurhasyana (52) selaku orangtua Arif serta sejumlah pendamping dari Tim Pembela Muslim (TPM) Sulteng. Mereka berangkat dari kediaman di Tabalong, Kalimantan Selatan.
Sesampainya di RS Bhayangkara Polda Sulteng, keluarga dibantu anggota TPM dan petugas RS Bhayangkara memandikan Arif di kamar jenazah. Kemudian jenazah Arif dibawa menggunakan ambulans milik penyedia jasa di Palu untuk disalatkan di Masjid Polda dengan pengawalan ketat petugas.
Ayah Arif, Raden Maulani Budaya mengatakan, setelah meyakini jenazah tersebut adalah anaknya berdasarkan foto yang terpajang dalam poster Daftar Pencarian Orang (DPO) yang dirilis Polda 2012 silam bernama Hendro, akhirnya ia bersama istrinya diberikan hak oleh Polda membawa jenazah tersebut untuk dimakamkan.
"Awalnya memang kami kecewa karena tidak diberi akses untuk melihat secara langsung jenazah. Namun, setelah Polda percaya kami adalah keluarga, Polda memberikan akses untuk kami melihat, bahkan memakamkan jenazah," kata Maulani kepada Liputan6.com di RS Bhayangkara Polda Sulteng, Palu, Kamis (13/2/2014).
Pihak keluarga mengaku puas setelah bisa melihat secara langsung, bahkan bisa sampai memakamkan jenazah Arif. Pihak keluarga sempat mengalami kesulitan untuk melihat dan memastikan jenazah tersebut adalah anaknya yang bernama Arif Wicaksana Aji.
"Ya, kami cukup puas dan berterima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu," tandas Maulani. (Adm/Sss)
Baca Juga:
1 Terduga Teroris yang Tewas di Poso Diyakini DPO Bernama Hendro
Pastikan 1 Jenazah Terduga Teroris Palu, 2 Warga Tes DNA
1 Jasad Terduga Teroris Poso Teridentifikasi: Tukang Kayu
