Liputan6.com, Seoul: Lebih dari 3.000 warga Korea Selatan, sebagian besar mahasiswa dan karyawan, berunjuk rasa di sekitar Kompleks Istana Kepresidenan setempat, Sabtu (24/7). Demonstrasi menentang pengiriman pasukan ke Irak ini sempat diwarnai bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi.
Bentrokan terjadi di jalan raya utama Kota Seoul, beberapa blok dari Kompleks Istana Kepresidenan Korsel. Kerusuhan dipicu ulah polisi yang membentuk blokade dengan tameng untuk menghentikan gerakan pengunjuk rasa. Untungnya tak ada korban luka maupun tewas dalam insiden tersebut.
Dijadwalkan, Agustus mendatang, Korsel mengirim 3.000 tentara ke Kota Irbil, Irak utara. Padahal sebelumnya Korsel sudah mengirim 600 tenaga paramedis dan teknisi militer yang kini bertugas di selatan Irak. Pengiriman ini menjadikan Korsel sebagai rekan koalisi terbesar setelah Amerika Serikat dan Inggris [baca: Usulan Presiden Korsel Disetujui Parlemen].(ICH/Pin)
Bentrokan terjadi di jalan raya utama Kota Seoul, beberapa blok dari Kompleks Istana Kepresidenan Korsel. Kerusuhan dipicu ulah polisi yang membentuk blokade dengan tameng untuk menghentikan gerakan pengunjuk rasa. Untungnya tak ada korban luka maupun tewas dalam insiden tersebut.
Dijadwalkan, Agustus mendatang, Korsel mengirim 3.000 tentara ke Kota Irbil, Irak utara. Padahal sebelumnya Korsel sudah mengirim 600 tenaga paramedis dan teknisi militer yang kini bertugas di selatan Irak. Pengiriman ini menjadikan Korsel sebagai rekan koalisi terbesar setelah Amerika Serikat dan Inggris [baca: Usulan Presiden Korsel Disetujui Parlemen].(ICH/Pin)