Walikota Florence Matteo Renzi sedang digadang-gadang menjadi calon terkuat sebagai perdana menteri Italia, pengganti Enrico Letta yang mundur akibat dinilai gagal mengurus negara hingga membuat perekonomian negara memburuk.
Nama pria yang akrab disapa Renzi itu pun langsung menjadi buah bibir, saat pembicaraan mengenai pembentukan pemerintah baru pasca Letta mundur. Terutama setelah Presiden Georgio Napolitano mulai melakukan konsultasi dengan para tokoh politik.
Jika terpilih nanti, maka Renzi akan menjadi perdana menteri Italia termuda yang pernah muda. Sebab usianya bau menginjak 39 tahun. Sementara yang lainnya menjabat sebagai PM di usia 40 tahun ke atas.
Pasca Letta menyatakan mengundurkan diri sebagai PM Italia --menyusul perintah Partai Demokrat untuk menyusun pemerintahan baru-- Presiden Napolitano melakukan pertemuan dengan para pemimpin politik untuk mencari penggantinya. Konsultasi pun akan dilakukan dengan cepat.
Renzi pun mengungkapkan bahwa pemerintahan baru harus secepatnya dibentuk demi rakyat. "Sebuah pemerintahan baru harus mengambil alih sampai akhir masa parlemen saat ini, pada tahun 2018," kata Renzi.
Untuk menemukan solusi yang efisien dan mereka akan memberikan hasilnya pada hari Sabtu. Demikian seperti dimuat BBC yang dikutip Liputan6.com, Sabtu (15/2/2014).
Pada kesempatan konsultasi itu, Renzi juga menuduh Letta kurang maksimal bertindak terhadap peningkatan situasi ekonomi. Terbukti dengan meningkatnya pengangguran dalam 40 tahun, dan ekonomi menyusut sebesar 9 persen dalam 7 tahun.
Selain itu, ia juga menuduh Letta gagal untuk melaksanakan reformasi yang dijanjikan. Dan justru sering korup juga boros.
Letta yang berusia 47 tahun hanya bertahan 10 bulan menjabat sebagai PM. Meski tak bisa menyelesaikan tugasnya, ia tetap berterimakasih kepada para pendukungnya.
"Terima kasih kepada semua orang yang telah membantuku," begitu tulis Letta melalui akun Twitter pribadinya.
Angelino Alfano, pemimpin faksi yang telah menjadi bagian dari pemerintahan Letta pun ikut memberikan respon terkait rencana sang calon utama PM Italia, Renzi.
"Tidak ada jaminan bahwa upaya untuk membentuk pemerintahan baru di bawah kepimpinan Renzi akan bekerja. Aku tidak akan mendukung pemerintahan baru yang kebijakannya juga dari sayap kiri," tegas Alfano. (Tnt/Mhs)
Baca juga:
Nama pria yang akrab disapa Renzi itu pun langsung menjadi buah bibir, saat pembicaraan mengenai pembentukan pemerintah baru pasca Letta mundur. Terutama setelah Presiden Georgio Napolitano mulai melakukan konsultasi dengan para tokoh politik.
Jika terpilih nanti, maka Renzi akan menjadi perdana menteri Italia termuda yang pernah muda. Sebab usianya bau menginjak 39 tahun. Sementara yang lainnya menjabat sebagai PM di usia 40 tahun ke atas.
Pasca Letta menyatakan mengundurkan diri sebagai PM Italia --menyusul perintah Partai Demokrat untuk menyusun pemerintahan baru-- Presiden Napolitano melakukan pertemuan dengan para pemimpin politik untuk mencari penggantinya. Konsultasi pun akan dilakukan dengan cepat.
Renzi pun mengungkapkan bahwa pemerintahan baru harus secepatnya dibentuk demi rakyat. "Sebuah pemerintahan baru harus mengambil alih sampai akhir masa parlemen saat ini, pada tahun 2018," kata Renzi.
Untuk menemukan solusi yang efisien dan mereka akan memberikan hasilnya pada hari Sabtu. Demikian seperti dimuat BBC yang dikutip Liputan6.com, Sabtu (15/2/2014).
Pada kesempatan konsultasi itu, Renzi juga menuduh Letta kurang maksimal bertindak terhadap peningkatan situasi ekonomi. Terbukti dengan meningkatnya pengangguran dalam 40 tahun, dan ekonomi menyusut sebesar 9 persen dalam 7 tahun.
Selain itu, ia juga menuduh Letta gagal untuk melaksanakan reformasi yang dijanjikan. Dan justru sering korup juga boros.
Letta yang berusia 47 tahun hanya bertahan 10 bulan menjabat sebagai PM. Meski tak bisa menyelesaikan tugasnya, ia tetap berterimakasih kepada para pendukungnya.
"Terima kasih kepada semua orang yang telah membantuku," begitu tulis Letta melalui akun Twitter pribadinya.
Angelino Alfano, pemimpin faksi yang telah menjadi bagian dari pemerintahan Letta pun ikut memberikan respon terkait rencana sang calon utama PM Italia, Renzi.
"Tidak ada jaminan bahwa upaya untuk membentuk pemerintahan baru di bawah kepimpinan Renzi akan bekerja. Aku tidak akan mendukung pemerintahan baru yang kebijakannya juga dari sayap kiri," tegas Alfano. (Tnt/Mhs)
Baca juga:
Dinilai Gagal Urus Negara, PM Italia Mundur
Si `Jago Merah` Ngamuk di Resort Ski, 200 Orang Tunggang-Langgang
Advertisement
Dinding Bangunan Kuno 30 Meter Roboh, Italia Siaga Banjir