Pengungsi terdampak letusan Gunung Kelud mengeluhkan gangguan pada kerongkongan dan sesak nafas. Mereka pun menginginkan adanya pemeriksaan paru-paru.
"Pemeriksaan tekanan darah dan mata sudah dilakukan, tapi untuk paru-paru belum diperiksa," kata Sudarsono, warga Desa Mulyorejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, saat ditemui di lokasi pengungsian di GOR Ganesha Kota Batu, Jawa Timur, Minggu (16/2/2014).
Sudarsono mengungsi bersama istrinya, Alimin Roum dan seorang anaknya Eva Septini yang baru berusia 4 bulan. Mereka merasakan dada sesak-sesak disebabkan guyuran debu vulkanik saat Kelud meletus.
"Sampai sekarang ya paru-paru ini yang belum diperiksa, padahal kami ingin periksa. Kalau soal makanan dan lainnya, di tempat ini sudah mencukupi," tutur Sudarsono.
Koordinator kesehatan di Posko Ganesha, Dr Santoso mengatakan, semua sudah tertangani dengan baik dan jika ada yang perlu dirujuk maka segera dirujuk ke rumah sakit. "Kalau ada yang mengeluh sesak ya segera melapor biar tertangani langsung," ucap Santoso.
Sejauh ini sudah banyak pasien yang ditangani, antara lain 108 pasien ISPA, 26 pasien iritasi mata, 26 orang hipertensi, 20 orang Mialgia (nyeri otot), 20 orang sakit kepala (Cepalgia), 21 orang nyeri pada lambung (Gastritis), Dermatitis atau gangguan kulit 11 orang, Observasi febris 7 orang, diare 7 orang, darah rendah 3 orang, Infeksi skunder 2 orang, asma 2 orang, vomiting atau muntah-muntah 3 orang, gangguan pada gigi 1 orang.
"Di posko kami ada lebih dari 20 tenaga medis dari rumah sakit Syaiful Anwar Malang, tenaga medis PMI dan lainnya," tandas Santoso.
Ia juga berencana mengalihkan sebagian pengungsi di GOR Ganesha yang jumlahnya sudah lebih dari 600 orang ke titik pengungsian lain. "Kalau terlalu banyak dan menumpuk di posko Ganesha, khawatirnya juga malah tak sehat," pungkas Santoso. (Yus)
"Pemeriksaan tekanan darah dan mata sudah dilakukan, tapi untuk paru-paru belum diperiksa," kata Sudarsono, warga Desa Mulyorejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, saat ditemui di lokasi pengungsian di GOR Ganesha Kota Batu, Jawa Timur, Minggu (16/2/2014).
Sudarsono mengungsi bersama istrinya, Alimin Roum dan seorang anaknya Eva Septini yang baru berusia 4 bulan. Mereka merasakan dada sesak-sesak disebabkan guyuran debu vulkanik saat Kelud meletus.
"Sampai sekarang ya paru-paru ini yang belum diperiksa, padahal kami ingin periksa. Kalau soal makanan dan lainnya, di tempat ini sudah mencukupi," tutur Sudarsono.
Koordinator kesehatan di Posko Ganesha, Dr Santoso mengatakan, semua sudah tertangani dengan baik dan jika ada yang perlu dirujuk maka segera dirujuk ke rumah sakit. "Kalau ada yang mengeluh sesak ya segera melapor biar tertangani langsung," ucap Santoso.
Sejauh ini sudah banyak pasien yang ditangani, antara lain 108 pasien ISPA, 26 pasien iritasi mata, 26 orang hipertensi, 20 orang Mialgia (nyeri otot), 20 orang sakit kepala (Cepalgia), 21 orang nyeri pada lambung (Gastritis), Dermatitis atau gangguan kulit 11 orang, Observasi febris 7 orang, diare 7 orang, darah rendah 3 orang, Infeksi skunder 2 orang, asma 2 orang, vomiting atau muntah-muntah 3 orang, gangguan pada gigi 1 orang.
"Di posko kami ada lebih dari 20 tenaga medis dari rumah sakit Syaiful Anwar Malang, tenaga medis PMI dan lainnya," tandas Santoso.
Ia juga berencana mengalihkan sebagian pengungsi di GOR Ganesha yang jumlahnya sudah lebih dari 600 orang ke titik pengungsian lain. "Kalau terlalu banyak dan menumpuk di posko Ganesha, khawatirnya juga malah tak sehat," pungkas Santoso. (Yus)