Meletusnya Gunung Kelud di Jawa Timur, membuat beberapa pasokan produk sayur dan buah (hortikultura) yang berasal dari sekitar wilayah tersebut mengalami gangguan.
Hal ini lantaran abu vulkanik letusan tersebut masih menutupi lahan pertanian dan perkebunan sehingga panen yang dilakukan petani terhambat.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Perdagangan Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan, gangguan pasokan produk hortikultura tersebut terutama yang berasal dari Kediri dan Malang.
"Infomasi yang saya dapat buah-buahan dari sana seperti apel, pepaya dan cabai dari Kediri dan Malang. Ini petani nggak bisa panen, tiap hari biasanya panen lalu dikirim," ujar dia di Jakarta, seperti ditulis Senin (17/2/2014).
Meski demikian, lanjut Ngadiran, pedagang sedikit lega karena ada pasokan pengganti dari wilayah lain seperti Sukabumi dan Lampung, namun dengan kualitas yang lebih rendah.
"Ada pengganti dari Sukabumi dan Lampung cuma kualitasnya kurang baik, beda kualitas tapi ada penggantinya. Pedagang lebih memilih yang dari sana (Jawa Timur), kualitasnya lebih bagus sana, tapi karena dari sana tidak masuk kirimannya, walaupun kualitasnya kurang ya tetap masuk," lanjutnya.
Selain mengganggu pasokan, bencana alam ini juga membuat sebagian besar pasar tradisional di sejumlah wilayah ikut terkena abu vulkanik akibat letusan ini ditutup sementara.
"Pasar pada tutup, pedagang juga tidak bisa jualan seperti banyak di Solo dan Jogja, jarak pandangnya saja hanya 5-10 meter. Ini mungkin sampai tidak erupsi lagi, kalau sudah tidak erupsi mudah-mudahan bisa normal lagi," tandas dia. (Dny/Nrm)
Hal ini lantaran abu vulkanik letusan tersebut masih menutupi lahan pertanian dan perkebunan sehingga panen yang dilakukan petani terhambat.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Perdagangan Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan, gangguan pasokan produk hortikultura tersebut terutama yang berasal dari Kediri dan Malang.
"Infomasi yang saya dapat buah-buahan dari sana seperti apel, pepaya dan cabai dari Kediri dan Malang. Ini petani nggak bisa panen, tiap hari biasanya panen lalu dikirim," ujar dia di Jakarta, seperti ditulis Senin (17/2/2014).
Meski demikian, lanjut Ngadiran, pedagang sedikit lega karena ada pasokan pengganti dari wilayah lain seperti Sukabumi dan Lampung, namun dengan kualitas yang lebih rendah.
"Ada pengganti dari Sukabumi dan Lampung cuma kualitasnya kurang baik, beda kualitas tapi ada penggantinya. Pedagang lebih memilih yang dari sana (Jawa Timur), kualitasnya lebih bagus sana, tapi karena dari sana tidak masuk kirimannya, walaupun kualitasnya kurang ya tetap masuk," lanjutnya.
Selain mengganggu pasokan, bencana alam ini juga membuat sebagian besar pasar tradisional di sejumlah wilayah ikut terkena abu vulkanik akibat letusan ini ditutup sementara.
"Pasar pada tutup, pedagang juga tidak bisa jualan seperti banyak di Solo dan Jogja, jarak pandangnya saja hanya 5-10 meter. Ini mungkin sampai tidak erupsi lagi, kalau sudah tidak erupsi mudah-mudahan bisa normal lagi," tandas dia. (Dny/Nrm)