Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus beranjak naik dan menyentuh level Rp 11.678. Kinerja tersebut diklaim merupakan hasil dari paket kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) yang berjalan baik.
"Kita bersyukur rupiah menguat karena neraca perdagangan surplus, defisit transaksi berjalan menyempit. Itu berarti paket kebijakan itu berjalan dengan baik dari pemerintah maupun BI," tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa di Jakarta, Senin (17/2/2014) malam.
Pemerintah, tambah dia, terus berupaya menjaga defisit transaksi berjalan agar tidak kembali melebar selain menjaga capital account yang berkaitan dengan iklim investasi.
Dari sisi ekspor, Hatta mengakui, pemerintah berharap Kementerian Perdagangan (Kemendag) bisa meningkatkan kinerja ekspor dengan memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi AS dan China.
"Perbaikan ekonomi dua negara ini diharapkan dapat mendorong peningkatan harga komoditas. Namun di sisi lain, pemulihan ekonomi AS menegaskan lagi bahwa tapering off tetap dilakukan. Tapering off tentu akan membuat rupiah mengalir ke AS," ujarnya.
Dia sangat berharap pada Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, untuk menggenjot penerimaan ekspor seiring dengan penurunan pengiriman mineral mentah (ore) akibat penerapan UU Minerba.
"Cari apa saja (genjot penerimaan ekspor) tapi jaga btul impor Bahan Bakar Minyak (BBM) kita dengan penggunaan biodiesel. Sehingga kekurangan US$ 3,5 miliar-US$ 4 miliar dari larangan ekspor ore bisa ditutup," lanjut dia.
Hatta menilai sosok Lutfi yang sanggup mengemban amanah sebagai Mendag dan menyelesaikan persoalan dengan cepat.
"Dia (Lutfi) mantan Duta Besar, mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) jadi tidak perlu banyak belajar. Dia bisa langsung terbang, lari dan bisa memanfaatkan peluang pasar di luar negeri, meningkatkan nilai tambah, dan menjaga program hilirisasi," tandasnya. (Fik/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
"Kita bersyukur rupiah menguat karena neraca perdagangan surplus, defisit transaksi berjalan menyempit. Itu berarti paket kebijakan itu berjalan dengan baik dari pemerintah maupun BI," tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa di Jakarta, Senin (17/2/2014) malam.
Pemerintah, tambah dia, terus berupaya menjaga defisit transaksi berjalan agar tidak kembali melebar selain menjaga capital account yang berkaitan dengan iklim investasi.
Dari sisi ekspor, Hatta mengakui, pemerintah berharap Kementerian Perdagangan (Kemendag) bisa meningkatkan kinerja ekspor dengan memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi AS dan China.
"Perbaikan ekonomi dua negara ini diharapkan dapat mendorong peningkatan harga komoditas. Namun di sisi lain, pemulihan ekonomi AS menegaskan lagi bahwa tapering off tetap dilakukan. Tapering off tentu akan membuat rupiah mengalir ke AS," ujarnya.
Dia sangat berharap pada Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, untuk menggenjot penerimaan ekspor seiring dengan penurunan pengiriman mineral mentah (ore) akibat penerapan UU Minerba.
"Cari apa saja (genjot penerimaan ekspor) tapi jaga btul impor Bahan Bakar Minyak (BBM) kita dengan penggunaan biodiesel. Sehingga kekurangan US$ 3,5 miliar-US$ 4 miliar dari larangan ekspor ore bisa ditutup," lanjut dia.
Hatta menilai sosok Lutfi yang sanggup mengemban amanah sebagai Mendag dan menyelesaikan persoalan dengan cepat.
"Dia (Lutfi) mantan Duta Besar, mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) jadi tidak perlu banyak belajar. Dia bisa langsung terbang, lari dan bisa memanfaatkan peluang pasar di luar negeri, meningkatkan nilai tambah, dan menjaga program hilirisasi," tandasnya. (Fik/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com