Tembak Wanita Hamil Hingga Tewas, Polisi China Dihukum Mati

Polisi China itu tega menembak wanita hamil di tempat umum. Ia pun kini harus bertanggungjawab atas perbuatan kejinya.

oleh Tan diperbarui 18 Feb 2014, 09:34 WIB
Aparat keamanan sudah sepatutnya menjadi panutan bagi orang lain. Tapi tak demikian dengan polisi China yang satu ini. Perbuatannya benar-benar tak patut ditiru.

Sebab polisi China itu tega menembak wanita hamil di tempat umum. Ia pun kini harus bertanggungjawab atas perbuatan kejinya.

"Ia dijatuhi hukuman mati karena membunuh seorang wanita hamil dan melukai suaminya di sebuah restoran di China selatan," demikian dikutip Liputan6.com dari media pemerintah China yang juga dimuat CNN, Selasa (18/2/2014).

Menurut pemberitaan media lokal, polisi yang diidentifikasi bernama Hu Ping itu menembak si ibu hamil dan suaminya di toko mie di wilayah otonomi Guangxi Zhuang. Hu diduga mabuk dan melepaskan tembakan, karena ia tak dilayani segera saat memesan teh tarik.

Atas perbuatan Hu, wanita hamil yang mendapati luka cukup parah akibat tambakannya itu tak bisa diselamatkan dan meninggal dunia.

"Sang suami menderita luka ringan ke bahu kanannya, tapi istri dan anaknya yang belum lahir meninggal," begitu laporan dari kantor berita China Xinhua.

Kemarahan Publik

Kasus ini menimbulkan kemarahan di kalangan pengguna media sosial di China, di mana kisah-kisah kekerasan yang melibatkan polisi sering terjadi. Setelah digelandang ke kantor polisi dan sadar dari mabuknya, Hu pun mengakui perbuatannya.

"Saya bersalah atas serangan itu," demikian ditulis Shanghai Daily mengutip pernyataan Hu.

Hu juga menuturkan bahwa ia bersama teman-temannya sempat makan dan minum di restoran lain di Kota Pingnan, sesaat sebelum penembakan yang pada Oktober 2013 itu terjadi.

Setelah menjalani persidangan selama 4 bulan, Hu akhirnya mendapati vonis mati pada hari Senin. Demikian disampaikan pejabat pengadilan di kota Guigang.

Dia juga diperintahkan untuk membayar denda kepada keluarga korban sebesar US$ 12 ribu atau sekitar Rp 141 juta sebagai kompensasi. Namun beredar kabar Hu akan mengajukan banding atas hukuman tersebut.

Kasus kekerasan yang melibatkan polisi dan penegak hukum lokal, memicu kemarahan publik di Cina. Empat penegak hukum China telah dijebloskan ke penjara pada Desember, akibat bentrokan di provinsi Hunan yang menyebabkan penjual melon meninggal.

Pengguna Weibo layanan microblogging China secara luas mendukung hukuman mati yang diberikan kepada Hu.

"Hukuman mati tidaklah cukup untuk mempetanggungjawabkan kejahatannya," kata salah satu pengguna.

Para wartawan lokal mengatakan, media sosial telah memainkan peran yang semakin penting dalam menuntut akuntabilitas dari figur otoritas di China dalam beberapa tahun terakhir. (Tnt/Mut)

Baca juga:

Gigit Wajah Remaja, Pria Tak Berbusana Tewas Ditembak

Baku Tembak di Poso, Polisi dan Terduga Teroris Terluka

Penembakan Transjakarta di Pancoran, Polisi Buru Pelaku



Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya