Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bergerak di zona hijau pada pra perdagangan saham Selasa pekan ini. Meski demikian, IHSG hanya mampu naik tipis.
Pada pra perdagangan saham Selasa (18/2/2014), IHSG menguat 3,6 poin atau setara 0,08% ke level 4.558,97. Indeks saham LQ45 naik 0,12% ke level 767,65.
IHSG melanjutkan penguatan secara perlahan-lahan dengan naik 10,74 poin ke level 4.566,11. Sebanyak 97 saham bergerak menguat telah menopang penguatan IHSG. Sementara itu, 16 saham bergerak melemah dan 57 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham di bursa sekitar 9.281 kali dengan volume perdagangan 238 juta saham. Nilai transaksi saham pada pagi ini masih relatif tipis sekitar Rp 277,12 miliar.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham aneka industri turun 0,27%. Sektor saham consumer goods menguat 0,56%, sektor saham infrastruktur naik 0,41%, dan sektor saham pertambangan menguat 0,42%.
Berdasarkan data RTI, investor asing masih terus melakukan aksi belinya. Investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 22 miliar. Sedangkan pemodal lokal masih terus melakukan aksi jualnya.
Saham-saham lapis kedua masih melanjutkan penguatan pada pagi ini. Saham LPPF naik 6,08% ke level Rp 14.400 per saham, saham LPCK naik 1,43% ke level Rp 7.075 per saham, dan saham MAPI naik 2,31% ke level Rp 6.650 per saham.
Selain itu, saham unggulan seperti saham TINS naik 5,63% ke level Rp 1.500 per saham, saham GGRM menguat 2,18% ke level Rp 44.600 per saham.
Saham-saham yang melemah antara lain saham BBRM turun 10,76% ke level Rp 141 per saham, saham TGKA melemah 3,85% ke level Rp 2.500 per saham, dan saham DNET turun 1,3% ke level Rp 760 per saham.
Analis PT Samuel Sekuritas, Yualdo Prawiro mengatakan, IHSG akan cenderung bergerak melemah seiring pelemahan nilai tukar rupiah. Selain itu, ada potensi aksi ambil untung terutama pada beberapa sektor yang telah menguat signifikan kemarin seperti bank, konstruksi, properti dan semen.
Support indeks saham berada di level 4.510. Nilai tukar rupiah pagi ini cenderung bergerak melemah ke level Rp 11.815 melanjutkan depresiasi di akhir sesi perdagangan kemarin.
Bursa saham Asia cenderung variatif dengan kecenderungan menguat terutama bursa Jepang menguat sekitar 1,5% seiring pelemahan nilai tukar Yen.
Sedangkan Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menuturkan, kondusifnya iklim pasar dan kenaikan harga sejumlah komoditas logam akan memberikan peluang oenguatan lanjutan pada perdagangan hari ini.
IHSG berpeluang menguji resistance di kisaran 4.610 sebelum terjadinya aksi ambil untung jangka pendek. IHSG akan berada di level support 4.510-4.470 dan level resistance 4.580-4.610. (Ahm)
Pada pra perdagangan saham Selasa (18/2/2014), IHSG menguat 3,6 poin atau setara 0,08% ke level 4.558,97. Indeks saham LQ45 naik 0,12% ke level 767,65.
IHSG melanjutkan penguatan secara perlahan-lahan dengan naik 10,74 poin ke level 4.566,11. Sebanyak 97 saham bergerak menguat telah menopang penguatan IHSG. Sementara itu, 16 saham bergerak melemah dan 57 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham di bursa sekitar 9.281 kali dengan volume perdagangan 238 juta saham. Nilai transaksi saham pada pagi ini masih relatif tipis sekitar Rp 277,12 miliar.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham aneka industri turun 0,27%. Sektor saham consumer goods menguat 0,56%, sektor saham infrastruktur naik 0,41%, dan sektor saham pertambangan menguat 0,42%.
Berdasarkan data RTI, investor asing masih terus melakukan aksi belinya. Investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 22 miliar. Sedangkan pemodal lokal masih terus melakukan aksi jualnya.
Saham-saham lapis kedua masih melanjutkan penguatan pada pagi ini. Saham LPPF naik 6,08% ke level Rp 14.400 per saham, saham LPCK naik 1,43% ke level Rp 7.075 per saham, dan saham MAPI naik 2,31% ke level Rp 6.650 per saham.
Selain itu, saham unggulan seperti saham TINS naik 5,63% ke level Rp 1.500 per saham, saham GGRM menguat 2,18% ke level Rp 44.600 per saham.
Saham-saham yang melemah antara lain saham BBRM turun 10,76% ke level Rp 141 per saham, saham TGKA melemah 3,85% ke level Rp 2.500 per saham, dan saham DNET turun 1,3% ke level Rp 760 per saham.
Analis PT Samuel Sekuritas, Yualdo Prawiro mengatakan, IHSG akan cenderung bergerak melemah seiring pelemahan nilai tukar rupiah. Selain itu, ada potensi aksi ambil untung terutama pada beberapa sektor yang telah menguat signifikan kemarin seperti bank, konstruksi, properti dan semen.
Support indeks saham berada di level 4.510. Nilai tukar rupiah pagi ini cenderung bergerak melemah ke level Rp 11.815 melanjutkan depresiasi di akhir sesi perdagangan kemarin.
Bursa saham Asia cenderung variatif dengan kecenderungan menguat terutama bursa Jepang menguat sekitar 1,5% seiring pelemahan nilai tukar Yen.
Sedangkan Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menuturkan, kondusifnya iklim pasar dan kenaikan harga sejumlah komoditas logam akan memberikan peluang oenguatan lanjutan pada perdagangan hari ini.
IHSG berpeluang menguji resistance di kisaran 4.610 sebelum terjadinya aksi ambil untung jangka pendek. IHSG akan berada di level support 4.510-4.470 dan level resistance 4.580-4.610. (Ahm)