China masih belum menghapus mimpinya menjadikan yuan sebagai mata uang global menandingi dolar Amerika Serikat (AS). Terbukti, bank sentral China (BOC) mulai menggandeng Bursa Efek Australia (ASX) untuk menyediakan layanan penukaran mata uang yuan di pasar-pasar finansial di kedua negara mulai pertengahan tahun ini.
Seperti dikutip dari CNBC, Selasa (18/2/2014), China merupakan rekan dagang terbesar Australia. Sejumlah perusahaan Australia memang telah meningkatkan volume perdagangannya dengan China dalam yuan dibandingkan dengan dolar AS.
Layanan pembayaran menggunakan yuan memungkinkan perusahaan Australia untuk bertransaksi perdagangan dan investasi dengan China melalui ASX.
"Ini merupakan batu loncatan petualangan bisnis Australia dan China," ungkap Assistant Treasurer Australia, Arthur Sinodinos.
Dia mengatakan, pemerintah Australia tidak merasa terganggu dengan tanda-tanda pelemahan perekonomian yang terjadi di China. Australia justru melihat hubungan kerjasama dalam jangka panjang/
"China tengah mengalami transisi yang akan menyebabkan pertumbuhan konsumsi. Selain itu, transasi tersebut juga akan meningkatkan permintaan barang dan jasa," jelasnya.
Menurutnya, perekonomian Australia juga tengah mengalami masa transisi di mana pertumbuhannya beradasarkan level investasi negara.
"Kami mendiversifikasi ekonomi negara guna menyediakan berbagai kebutuhan importir China," tuturnya.
Hingga saat ini, Australia, Jepang dan AS merupakan negara-negara yang paling mungkin mengkonversi mata uangnya secara utuh menjadi yuan.
Memang, pemerintah China tengah menempuh berbagai upaya untuk meningkatkan penggunaan yuan di luar negeri. Saat ini, yuan masih dikendalikan secara ketat oleh pemerintah Beijing.
Seperti yang dilakukan pada Oktober, China meluncurkan kesepakatan penukaran mata uang dengan zona euro. Saat ini, Bank of International Settlements mengungkapkan, yuan merupakan salah satu dari 10 mata uang yang paling sering diperdagangkan di dunia.(Sis/Shd)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Seperti dikutip dari CNBC, Selasa (18/2/2014), China merupakan rekan dagang terbesar Australia. Sejumlah perusahaan Australia memang telah meningkatkan volume perdagangannya dengan China dalam yuan dibandingkan dengan dolar AS.
Layanan pembayaran menggunakan yuan memungkinkan perusahaan Australia untuk bertransaksi perdagangan dan investasi dengan China melalui ASX.
"Ini merupakan batu loncatan petualangan bisnis Australia dan China," ungkap Assistant Treasurer Australia, Arthur Sinodinos.
Dia mengatakan, pemerintah Australia tidak merasa terganggu dengan tanda-tanda pelemahan perekonomian yang terjadi di China. Australia justru melihat hubungan kerjasama dalam jangka panjang/
"China tengah mengalami transisi yang akan menyebabkan pertumbuhan konsumsi. Selain itu, transasi tersebut juga akan meningkatkan permintaan barang dan jasa," jelasnya.
Menurutnya, perekonomian Australia juga tengah mengalami masa transisi di mana pertumbuhannya beradasarkan level investasi negara.
"Kami mendiversifikasi ekonomi negara guna menyediakan berbagai kebutuhan importir China," tuturnya.
Hingga saat ini, Australia, Jepang dan AS merupakan negara-negara yang paling mungkin mengkonversi mata uangnya secara utuh menjadi yuan.
Memang, pemerintah China tengah menempuh berbagai upaya untuk meningkatkan penggunaan yuan di luar negeri. Saat ini, yuan masih dikendalikan secara ketat oleh pemerintah Beijing.
Seperti yang dilakukan pada Oktober, China meluncurkan kesepakatan penukaran mata uang dengan zona euro. Saat ini, Bank of International Settlements mengungkapkan, yuan merupakan salah satu dari 10 mata uang yang paling sering diperdagangkan di dunia.(Sis/Shd)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com