London Nama Norma Jeane Mortenson mungkin terdengar asing bagi khalayak umum. Ia adalah aktris, model, dan penyayi asal Amerika yang menjadi simbol seksualitas di era 50-an dan 60-an. Ternyata dia adalah Marylin Monroe.
Jika Anda berkunjung ke restoran Signatures di sebuah hotel bintang lima di bilangan Bunderan HI Jakarta, Anda dapat melihat foto berukuran besar dari Marilyn Monroe berpose bersama Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, ketika Soekarno mengunjungi Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy.
Marilyn Monroe bukan tidak ada kaitannya dengan fashion. Ia pernah tampil di majalah Vogue lewat gambar-gambarnya yang diambil oleh fotografer bernama Bert Stern. Karya-karya fotografi itu kemudian dikenal dengan nama The Last Sitting.
Ikatan fashion antara Marilyn Monroe dan fashion kini nyata kembali melalui fashion show dari karya-karya desainer Vivienne West Wood di London Fashion Week 2014. Perancang berusia 72 tahun ini memberikan aura Monroe dengan makeup para model yang menor dan pakaiannya.
"Westwood telah memilih inspirasi dari Marilyn Monroe bagi kecantikan yang dibuat di belakang panggung, tapi ia juga memutar-balikannya," seperti diulas The Telegraph yang dikutip Selasa (18/2/2014).
Melihat pagelaran Westwood di hari ketiga London Fashion Week, Minggu 16 Februari 2014, tidak hanya akan tertuju pada busana-busana yang dibawakan oleh para model bertubuh semampai. Makeup para model tersebut juga mencuri perhatian para pengunjung fashion show tersebut.
Blush on berwarna merah merona dan pemulas bibir dengan warna merah menyala tentu mengingatkan pada sosok Marilyn Monroe. Feminitas Monroe dalam make up para model menghadirkan kembali pesona kecantikan tahun 50-an yang menonjolkan keglamoran.
Tentang baju-baju yang dipamerkan itu sendiri, Westwood memberi keserasian dengan rancangan-rancangan yang yang juga menggambarkan semangat feminitas Monroe namun dalam interpretasi yang lebih kontemporer.
Dalam karya Westwood, feminitas tidak mengeksploitasi bentuk tubuh. Karya-karya Westwood kali ini banyak yang lebih menutupi tubuh, seperti penggunaan lengan-lengan panjang dan juga penggunaan jaket. Bahkan pada karya-karya tertentu feminitas melebur dengan maskulinitas seperti tampak pada karya-karya yang berupa setelan jas.
(Bio/Igw)
Advertisement