Sekretaris Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas bumi (SKK Migas) Gde Pradyana menyebut hanya PT Chevron Pacific Indonesia operator lapangan gas di Riau yang memiliki cadangan minyak terbesar di Indonesia. Produksi dari lapangan ini pun sudah mulai susut.
Gde mengatakan, cadangan minyak yang dimiliki Chevron mencapai 9 miliar barel, sedangkan masa puncak produksinya pada periode 1975 hingga 1977.
"Produksi minyak nasional dihasilkan Chevron di Riau dan mengalami puncak ketika minas di 75,76,77," kata Gde, dalam acara forum energi, di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (18/2/2014).
Gde menambahkan, setalah lapangan migas tersebut belum ada lagi hasil cadangan besar yang ditemukan di Indonesia. Lapangan migas Cepu yang sangat diharapkan saja hanya memiliki cadangan 1 miliar barel.
"9 miliar barel cadangan Chevron dan sekarang tidak ketemu sebanyak itu. Cepu yang kita banggakan hanya 1 miliar barel," tutur Gde.
Namun, masa kejayaan Chevron tidak lama. Produksi minyaknya terus mengalami penurunan. Hal ini pun mempengaruhi produksi minyak Indonesia pada masa itu hingga saat ini.
"Lalu turun dan menyundul Duri. Tapi kini Duri turun juga. Makanya kalau Chevron turun maka produksi nasional turun," pungkas dia. (Pew/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca juga:
Kalau Ada Perang 3 Hari, RI Langsung Kalah, Kenapa?
Gde mengatakan, cadangan minyak yang dimiliki Chevron mencapai 9 miliar barel, sedangkan masa puncak produksinya pada periode 1975 hingga 1977.
"Produksi minyak nasional dihasilkan Chevron di Riau dan mengalami puncak ketika minas di 75,76,77," kata Gde, dalam acara forum energi, di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (18/2/2014).
Gde menambahkan, setalah lapangan migas tersebut belum ada lagi hasil cadangan besar yang ditemukan di Indonesia. Lapangan migas Cepu yang sangat diharapkan saja hanya memiliki cadangan 1 miliar barel.
"9 miliar barel cadangan Chevron dan sekarang tidak ketemu sebanyak itu. Cepu yang kita banggakan hanya 1 miliar barel," tutur Gde.
Namun, masa kejayaan Chevron tidak lama. Produksi minyaknya terus mengalami penurunan. Hal ini pun mempengaruhi produksi minyak Indonesia pada masa itu hingga saat ini.
"Lalu turun dan menyundul Duri. Tapi kini Duri turun juga. Makanya kalau Chevron turun maka produksi nasional turun," pungkas dia. (Pew/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca juga:
Era 70-an, Produksi Minyak RI 1,6 Juta Barel/Hari
Permasalahan Energi RI Masih Menumpuk
Advertisement