Setelah menewaskan 5 orang dalam bentrok yang pecah antara polisi dan demonstran anti-Perdana Menteri (PM) cantik Yingluck Shinawatra, aksi protes itu akan kembali digelar Rabu siang waktu setempat. Massa berencana mengepung kantor PM cantik itu.
Seperti dilansir dari Reuters yang dimuat di Liputan6.com, Rabu (19/2/2014), para pengunjuk rasa itu tetap berusaha untuk menggulingkan si PM cantik itu dengan menggelar demo di depan kantornya, sehari setelah 5 orang tewas dalam bentrok pendemo dan polisi di Bangkok.
"Polisi tidak akan berusaha untuk membersihkan kembali lokasi protes lebih banyak dan akan fokus pada melindungi Yingluck. Yang masalah yang meningkat setelah lembaga anti-korupsi mengajukan tuduhan terhadap dirinya atas perannya dalam subsidi beras nasional," ujar seorang pejabat keamanan yang menolak namanya disebutkan.
Suthep Thaugsuban sang pemimpin protes mengatakan kepada pendukungnya di pusat bisnis Bangkok pada Selasa malam bahwa pengunjuk rasa akan berbaris di markas sementara pada hari Rabu.
"Tidak peduli di mana Yingluck berada, kita akan mengikuti," teriak Suthep kepada pendukungnya.
Bentrokan yang terjadi pada Selasa 18 Februari adalah beberapa bentrokan terburuk antara demonstran dan pasukan keamanan sejak kampanye penggulingan Yingluck yang dimulai pada bulan November.
Menurut data dari Erawan Medical Center yang memonitor rumah sakit Bangkok, tercatat pada Rabu ini 1 polisi dan 4 pengunjuk rasa tewas. Sementara 65 lainnya luka-luka. Sedangkan sebelumnya, CNN memberitakan jumlah korban tewas adalah 4 orang.
Demonstrasi besar-besaran mulai terjadi sejak akhir November 2013. Aksi protes dipicu kontroversi RUU Amnesti Politik yang didukung pemerintah.
Para demonstran menilai dukungan pemerintah atas RUU tersebut merupakan upaya untuk memberi peluang kakak kandung Yingluck, mantan PM Thaksin Shinawatra kembali ke Thailand dari pelarian tanpa menjalani hukuman atas kasus korupsi.
Bahkan yang terbaru, kepala negara berparas cantik itu diduga tersandung kasus korupsi terkait subsidi beras. (Tnt/Sss)
Baca juga:
Seperti dilansir dari Reuters yang dimuat di Liputan6.com, Rabu (19/2/2014), para pengunjuk rasa itu tetap berusaha untuk menggulingkan si PM cantik itu dengan menggelar demo di depan kantornya, sehari setelah 5 orang tewas dalam bentrok pendemo dan polisi di Bangkok.
"Polisi tidak akan berusaha untuk membersihkan kembali lokasi protes lebih banyak dan akan fokus pada melindungi Yingluck. Yang masalah yang meningkat setelah lembaga anti-korupsi mengajukan tuduhan terhadap dirinya atas perannya dalam subsidi beras nasional," ujar seorang pejabat keamanan yang menolak namanya disebutkan.
Suthep Thaugsuban sang pemimpin protes mengatakan kepada pendukungnya di pusat bisnis Bangkok pada Selasa malam bahwa pengunjuk rasa akan berbaris di markas sementara pada hari Rabu.
"Tidak peduli di mana Yingluck berada, kita akan mengikuti," teriak Suthep kepada pendukungnya.
Bentrokan yang terjadi pada Selasa 18 Februari adalah beberapa bentrokan terburuk antara demonstran dan pasukan keamanan sejak kampanye penggulingan Yingluck yang dimulai pada bulan November.
Menurut data dari Erawan Medical Center yang memonitor rumah sakit Bangkok, tercatat pada Rabu ini 1 polisi dan 4 pengunjuk rasa tewas. Sementara 65 lainnya luka-luka. Sedangkan sebelumnya, CNN memberitakan jumlah korban tewas adalah 4 orang.
Demonstrasi besar-besaran mulai terjadi sejak akhir November 2013. Aksi protes dipicu kontroversi RUU Amnesti Politik yang didukung pemerintah.
Para demonstran menilai dukungan pemerintah atas RUU tersebut merupakan upaya untuk memberi peluang kakak kandung Yingluck, mantan PM Thaksin Shinawatra kembali ke Thailand dari pelarian tanpa menjalani hukuman atas kasus korupsi.
Bahkan yang terbaru, kepala negara berparas cantik itu diduga tersandung kasus korupsi terkait subsidi beras. (Tnt/Sss)
Baca juga:
Demo Anti-PM Cantik Yingluck Ricuh, Kali Ini 1 Sipil Tewas
Demo Ricuh, 1 Polisi Thailand Tewas Tertembak
Advertisement
Demonstran Blokade Jalan Masuk Kantor PM Thailand
PM Cantik Diperiksa Komisi Antikorupsi Thailand Terkait Beras
Bangkok Terus Dibikin Lumpuh Sampai PM Cantik Bersedia Mundur