Sejumlah ekonom menilai, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dapat membawa angin segar bagi perekonomian negara jika terpilih sebagai presiden tahun ini.
Maklum, sebagai salah satu negara berkembang yang perekonomiannya dinilai rapuh atau terkenal dengan sebutan `The Fragile Five`, Indonesia tengah dihadapkan dengan serangkaian risiko politik.
"Dari sudut pandang pasar keuangan, pemerintah Jokowi dapat menjadi skenario terbaik untuk memecah kebuntuan di pemerintahan yang selama ini menahan berbagai reformasi ekonomi," ungkap ekonom Bank OCBC Wellian Wiranto seperti dikutip dari CNBC, Rabu (19/2/2014).
Namun para ekonom menilai ketidakpastikan politik, dampak pengetatan kebijakan dana stimulus bank sentral Amerika Serikat (The Fed), dan larangan ekspor mineral mentah akan mulai menunjukkan pengaruhnya pada perekonomian Indonesia dalam beberapa bulan ke depan.
Meski demikian, ini bukan kali pertama ekonom asing menilai Jokowi mampu meningkatkan stabilitas perekonomian negara. Sebelumnya, para analis ekonomi dari perusahaan penyedia jasa finansial global, Morgan Stanley bahkan memprediksi Jokowi dapat memperkuat nilai tukar rupiah saat dirinya terpilih sebagai presiden.
Maklum, sejak pertengahan tahun lalu Indonesia berada di bawah tekanan program penarikan dana stimulus Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Bank Indonesia (BI) tercatat telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak lima kali tahun lalu guna menguatkan nilai tukar rupiah.
Sementara itu, korupsi, kurangnya infrastruktur dan iklim investasi masih menjadi sejumlah kendala yang harus segera dibenahi para pemangku jabatan khususnya presiden terpilih. Kandidat pilihan presiden paling favorit, Jokowi juga diharapkan dapat membenahi berbagai kendala tersebut. (Sis/Ahm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca juga:
Rupiah Diprediksi Menguat Jika Jokowi Terpilih Jadi Presiden
Jokowi Tak Cukup Kuat Angkat Rupiah
Maklum, sebagai salah satu negara berkembang yang perekonomiannya dinilai rapuh atau terkenal dengan sebutan `The Fragile Five`, Indonesia tengah dihadapkan dengan serangkaian risiko politik.
"Dari sudut pandang pasar keuangan, pemerintah Jokowi dapat menjadi skenario terbaik untuk memecah kebuntuan di pemerintahan yang selama ini menahan berbagai reformasi ekonomi," ungkap ekonom Bank OCBC Wellian Wiranto seperti dikutip dari CNBC, Rabu (19/2/2014).
Namun para ekonom menilai ketidakpastikan politik, dampak pengetatan kebijakan dana stimulus bank sentral Amerika Serikat (The Fed), dan larangan ekspor mineral mentah akan mulai menunjukkan pengaruhnya pada perekonomian Indonesia dalam beberapa bulan ke depan.
Meski demikian, ini bukan kali pertama ekonom asing menilai Jokowi mampu meningkatkan stabilitas perekonomian negara. Sebelumnya, para analis ekonomi dari perusahaan penyedia jasa finansial global, Morgan Stanley bahkan memprediksi Jokowi dapat memperkuat nilai tukar rupiah saat dirinya terpilih sebagai presiden.
Maklum, sejak pertengahan tahun lalu Indonesia berada di bawah tekanan program penarikan dana stimulus Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Bank Indonesia (BI) tercatat telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak lima kali tahun lalu guna menguatkan nilai tukar rupiah.
Sementara itu, korupsi, kurangnya infrastruktur dan iklim investasi masih menjadi sejumlah kendala yang harus segera dibenahi para pemangku jabatan khususnya presiden terpilih. Kandidat pilihan presiden paling favorit, Jokowi juga diharapkan dapat membenahi berbagai kendala tersebut. (Sis/Ahm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca juga:
Rupiah Diprediksi Menguat Jika Jokowi Terpilih Jadi Presiden
Jokowi Tak Cukup Kuat Angkat Rupiah
