Sumber minyak di wilayah Indonesia bagian barat semakin menipis, membuat pergeseran kegiatan operasi minyak dan gas (migas) ke wilayah timur dan laut dalam. Namun banyak tantangan untuk mendapat minyak di wilayah tersebut.
Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM, Naryanto Wagimin, mengatakan, banyak tantangan atau persoalan yang harus dihadapi. Antara lain, hasil pengeboran di laut dalam yang masih kurang menggembirakan. Padahal, biaya pengeboran di laut dalam membutuhkan biaya sekitar US$ 80-100 juta atau empat kali lipat dibandingkan pengeboran onshore.
"Hasil pengeboran di laut dalam yang kurang menggembirakan," kata Naryanto seperti yang dikutip dari Situs Resmi Direktorat Jenderal Migas, Kementerian ESDM, di Jakarta, Rabu (19/2/2014).
Menurut Naryanto, pemerintah perlu menindaklanjuti dengan evaluasi lebih lanjut. Selain itu untuk melakukan operasi di Indonesia Timur membutuhkan insentif agar pengembangan migas di Indonesia bagian Timur dapat terus meningkat.
Naryanto menambahkan, tantangan lain yang perlu mendapat perhatian adalah belum ditemukannya migas di wilayah Indonesia yang berbatasan dengan Papua Nugini.
“Kalau kami lihat, di perbatasan Papua Nugini sudah menghasilkan migas. Kenapa di sisi Indonesia kok tidak ada (migas),” tutur Naryanto
Hingga saat ini, sejumlah lapangan telah dikembangkan di Indonesia Timur seperti Lapangan Tangguh, Masela dan Donggi Senoro.
Berdasarkan data Ditjen Migas, total cekungan yang berlokasi di Indonesia bagian Timur berjumlah 39 cekungan. Cekungan yang telah beroperasi adalah Seram, Salawati, Bintuni dan Bone. Sedangkan cekungan yang telah dibor namun belum berproduksi adalah Banggai, Sula, Biak dan Timur.
Sedangkan cekungan yang belum dieksplorasi adalah Lombok Bali, Flores, Gorontalo, Salabangka, Halmahera Selatan, Weber Barat, Weber, Waropen, Tiukang Besi, Tanimbar, Sula Selatan, Buru, Buru Barat, Halmahera Utara, Halmahera Timur, Halmahera Selatan, Obi Utara, Obi Selatan, Seram Selatan dan Jayapura.
Ada juga sembilan cekungan yang telah dibor namun tidak ada penemuan yaitu Akimegah, Buton, Manui, Makassar Selatan, Missol, Palung Aru, Sahul, Sawu, Waipoga dan Lairing. (Pew/Ahm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca juga:
RI Target Mengebor 206 Sumur Minyak
Pertamina Bisa Bangun Kilang BBM tapi Tak Punya Uang
Menkeu Bingung Sikapi Produksi Minyak Nasional yang Turun
Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM, Naryanto Wagimin, mengatakan, banyak tantangan atau persoalan yang harus dihadapi. Antara lain, hasil pengeboran di laut dalam yang masih kurang menggembirakan. Padahal, biaya pengeboran di laut dalam membutuhkan biaya sekitar US$ 80-100 juta atau empat kali lipat dibandingkan pengeboran onshore.
"Hasil pengeboran di laut dalam yang kurang menggembirakan," kata Naryanto seperti yang dikutip dari Situs Resmi Direktorat Jenderal Migas, Kementerian ESDM, di Jakarta, Rabu (19/2/2014).
Menurut Naryanto, pemerintah perlu menindaklanjuti dengan evaluasi lebih lanjut. Selain itu untuk melakukan operasi di Indonesia Timur membutuhkan insentif agar pengembangan migas di Indonesia bagian Timur dapat terus meningkat.
Naryanto menambahkan, tantangan lain yang perlu mendapat perhatian adalah belum ditemukannya migas di wilayah Indonesia yang berbatasan dengan Papua Nugini.
“Kalau kami lihat, di perbatasan Papua Nugini sudah menghasilkan migas. Kenapa di sisi Indonesia kok tidak ada (migas),” tutur Naryanto
Hingga saat ini, sejumlah lapangan telah dikembangkan di Indonesia Timur seperti Lapangan Tangguh, Masela dan Donggi Senoro.
Berdasarkan data Ditjen Migas, total cekungan yang berlokasi di Indonesia bagian Timur berjumlah 39 cekungan. Cekungan yang telah beroperasi adalah Seram, Salawati, Bintuni dan Bone. Sedangkan cekungan yang telah dibor namun belum berproduksi adalah Banggai, Sula, Biak dan Timur.
Sedangkan cekungan yang belum dieksplorasi adalah Lombok Bali, Flores, Gorontalo, Salabangka, Halmahera Selatan, Weber Barat, Weber, Waropen, Tiukang Besi, Tanimbar, Sula Selatan, Buru, Buru Barat, Halmahera Utara, Halmahera Timur, Halmahera Selatan, Obi Utara, Obi Selatan, Seram Selatan dan Jayapura.
Ada juga sembilan cekungan yang telah dibor namun tidak ada penemuan yaitu Akimegah, Buton, Manui, Makassar Selatan, Missol, Palung Aru, Sahul, Sawu, Waipoga dan Lairing. (Pew/Ahm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca juga:
RI Target Mengebor 206 Sumur Minyak
Pertamina Bisa Bangun Kilang BBM tapi Tak Punya Uang
Menkeu Bingung Sikapi Produksi Minyak Nasional yang Turun