Seorang warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai awak kabin di Kapal Pesiar Holland America, Ketut Pujayasa (28), ditangkap di Florida setelah mengakui bahwa ia memukuli seorang penumpang berkebangsaan Amerika Serikat.
Pujayasa mengklaim dirinya melakukan penyerangan karena sang korban, perempuan berusia 31 tahun itu, menghinanya ketika ia mencoba mengantarkan sarapan pagi pada Hari Valentine, 14 Februari 2014 lalu. Korban yang mengikuti kegiatan Pesiar Bugil dari agen perjalanan Bare Necessities itu dapat diselamatkan setelah beberapa penumpang lain mendobrak pintu kamarnya. Sementara, Pujayasa melarikan diri dengan melompat ke balkon.
Pujayasa mengaku dirinya memutuskan menyerang penumpang yang tak disebutkan namanya itu setelah sang korban mengeluarkan kata hinaan saat ia mengetuk pintu untuk membawa sarapan.
"Pujayasa mengaku kata umpatan penumpang itu sangat menghinanya dan orang tuanya. Dia marah dan sedih seharian," ungkap Agen FBI David Nunez dalam pernyataan tertulisnya seperti yang dilansir dari Daily Mail.
Pelaku sempat mempertimbangkan memukul sang korban ketika melihatnya di dek kapal esok harinya, namun suasana yang ramai menghentikannya. Lalu ia pun memutuskan mengambil kunci cadangan dan menunggu di balkon. Melihat sang korban masuk kamar, Pujayasa langsung memukul penumpang itu dengan laptop kemudian mencoba mencekiknya menggunakan kabel dari alat pengeriting rambut dan kawat telepon.
Namun ternyata korbannya melawan balik, menggigit pelaku, mencolok alat kelaminnya dan mencoba menusuk pelaku dengan alat pembuka botol. Pujayasa pun sempat mencoba melempar si penumpang ke laut lepas ketika kapal melewati daerah Roatan, Honduras.
Setelah menyerang balik pelaku, korban melarikan diri ke lorong dimana penumpang lain menemukannya dengan hanya menggunakan tank top dan bersimbah darah.
"Penumpang yang menemukannya mengaku bahwa si korban juga ditemukan dengan pengeriting rambut yang menggantung di leher dan rambutnya. Penumpang itu juga mendeskripsikan bahwa mata si korban lebam dan terlihat memar di sekeliling leher dan bahunya. Bahkan, saking takutnya akan meninggal, korban meminta penumpang lain untuk menyampaikan kepada keluarganya bahwa ia mencintai mereka," ungkap FBI.
Kapal pesiar itu kemudian berlabuh di Honduras dan korban langsung diterbangkan ke Rumah Sakit Florida. Petugas keamanan kapal menahan Pujayasa hingga mereka tiba di Everglades pada hari Minggu. Pujayasa yang bekerja sebagai awak di kapal pesiar Holland America sejak 2012 itu pun didakwa dengan tuduhan percobaan pembunuhan dan pelecehan seksual.
Perusahaan kapal pesiar itu mengatakan Pujayasa tidak memiliki catatan kriminal ataupun masalah kinerja sebelum serangan terjadi. Sementara, pihak Bare Necessities penyelenggara Pesiar Bugil belum memberikan pernyataan.
Sang korban, sebelum penyerangan, telah berlayar bersama spesialis liburan bugil, Bare Necessities, yang naik dari Jamaika. Berdasarkan situs resmi agen perjalanan itu, selain mengunjungi tempat-tempat eksotik, para penumpang juga dapat menikmati pijat berpasangan, kelas Tantra, dan fasilitas lainnya.
Para tamu di kapal pesiar juga hanya diwajibkan memakai pakaian ketika kapal bersandar di pelabuhan atau saat berada di acara makan malam dan menghadiri pesta Kapten. (Tya/Riz)
Pujayasa mengklaim dirinya melakukan penyerangan karena sang korban, perempuan berusia 31 tahun itu, menghinanya ketika ia mencoba mengantarkan sarapan pagi pada Hari Valentine, 14 Februari 2014 lalu. Korban yang mengikuti kegiatan Pesiar Bugil dari agen perjalanan Bare Necessities itu dapat diselamatkan setelah beberapa penumpang lain mendobrak pintu kamarnya. Sementara, Pujayasa melarikan diri dengan melompat ke balkon.
Pujayasa mengaku dirinya memutuskan menyerang penumpang yang tak disebutkan namanya itu setelah sang korban mengeluarkan kata hinaan saat ia mengetuk pintu untuk membawa sarapan.
"Pujayasa mengaku kata umpatan penumpang itu sangat menghinanya dan orang tuanya. Dia marah dan sedih seharian," ungkap Agen FBI David Nunez dalam pernyataan tertulisnya seperti yang dilansir dari Daily Mail.
Pelaku sempat mempertimbangkan memukul sang korban ketika melihatnya di dek kapal esok harinya, namun suasana yang ramai menghentikannya. Lalu ia pun memutuskan mengambil kunci cadangan dan menunggu di balkon. Melihat sang korban masuk kamar, Pujayasa langsung memukul penumpang itu dengan laptop kemudian mencoba mencekiknya menggunakan kabel dari alat pengeriting rambut dan kawat telepon.
Namun ternyata korbannya melawan balik, menggigit pelaku, mencolok alat kelaminnya dan mencoba menusuk pelaku dengan alat pembuka botol. Pujayasa pun sempat mencoba melempar si penumpang ke laut lepas ketika kapal melewati daerah Roatan, Honduras.
Setelah menyerang balik pelaku, korban melarikan diri ke lorong dimana penumpang lain menemukannya dengan hanya menggunakan tank top dan bersimbah darah.
"Penumpang yang menemukannya mengaku bahwa si korban juga ditemukan dengan pengeriting rambut yang menggantung di leher dan rambutnya. Penumpang itu juga mendeskripsikan bahwa mata si korban lebam dan terlihat memar di sekeliling leher dan bahunya. Bahkan, saking takutnya akan meninggal, korban meminta penumpang lain untuk menyampaikan kepada keluarganya bahwa ia mencintai mereka," ungkap FBI.
Kapal pesiar itu kemudian berlabuh di Honduras dan korban langsung diterbangkan ke Rumah Sakit Florida. Petugas keamanan kapal menahan Pujayasa hingga mereka tiba di Everglades pada hari Minggu. Pujayasa yang bekerja sebagai awak di kapal pesiar Holland America sejak 2012 itu pun didakwa dengan tuduhan percobaan pembunuhan dan pelecehan seksual.
Perusahaan kapal pesiar itu mengatakan Pujayasa tidak memiliki catatan kriminal ataupun masalah kinerja sebelum serangan terjadi. Sementara, pihak Bare Necessities penyelenggara Pesiar Bugil belum memberikan pernyataan.
Sang korban, sebelum penyerangan, telah berlayar bersama spesialis liburan bugil, Bare Necessities, yang naik dari Jamaika. Berdasarkan situs resmi agen perjalanan itu, selain mengunjungi tempat-tempat eksotik, para penumpang juga dapat menikmati pijat berpasangan, kelas Tantra, dan fasilitas lainnya.
Para tamu di kapal pesiar juga hanya diwajibkan memakai pakaian ketika kapal bersandar di pelabuhan atau saat berada di acara makan malam dan menghadiri pesta Kapten. (Tya/Riz)