Walikota Surabaya Tri Rismaharini sempat diingatkan oleh seorang kiai mengenai hikayatnya Nabi Yunus. Saat Nabi Yunus meninggalkan umatnya, kemudian dihukum oleh Tuhan dimasukkan ke dalam mulut ikan paus. Risma pun sempat merenung, apakah akan meninggalkan rakyat saat ini membutuhkannya. Ia berterus terang tidak minta jabatan, bahkan selalu menolak.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Kamis (20/2/2014), menurut perempuan yang memiliki banyak penghargaan ini, pertanggungjawaban menjadi walikota bukan hanya kepada masyarakat, tapi kelak di akhirat akan berat sekali karena Surabaya walikotanya hanya 1. Ia pernah membayangkan bagaimana masuk surga, jika 1 warga di akhirat bicara mengenai zaman walikota Risma menjabar rakyat menderita.
Dalam Talkshow Pemilu Liputan 6 SCTV Indonesia Baru, Risma mengaku tidak punya beban dengan jabatannya sebagai Walikota Surabaya. "Kalau boleh pilih, saya tidak," ujarnya.
Karekteristik pembangunan sumber daya manusia (SDM) itu yang selalu Risma utamakan. Saat ini Surabaya mempunyai lembaga khusus untuk anak-anak bermasalah seperti anak nakal, pelajar sekolah dasar mabuk, suka mencopet, dan pencuri ia kumpulkan.
Anak-anak tersebut sudah ada yang mendapat mendali perak SEA Games dalam mengikuti kompetisi tinju profesional. Ada juga yang menjadi pemain bola. Risma juga berkonsentrasi pada pembangunan karakter masyarakat Surabaya dengan menertibkan tempat lokalisasi, di antaranya 3 sudah tutup dari 5 tempat lokalisasi.
Awalnya Risma pernah didatangi 20 orang kiai, mereka meminta tempat lokalisasi ditutup, namun Risma belum bisa melakukan hal itu karena berbagai pertimbangan. Seiring berjalannya waktu, akhirnya Risma mendapatkan petunjuk dari Tuhan.
Adanya remaja yang terkena kasus human trafficking, Risma pun turun langsung bertemu dengan orang-orang itu, seperti bertemu dengan mantan pekerja seks komersial (PSK) berumur 62 tahun.
Risma mencermati karakter terlebih mereka dahulu sebelum menutup tempat lokalisasi ini. Ia menurunkan staf perempuan untuk mengamati langsung di lokalisasi untuk mengetahui bagaimana keadaan di dalam hingga data lengkap diperolehnya.
Menurut Risma bisa saja memberi makan semua orang-orang itu dengan keluarganya. Tempat lokalisasi tidak bisa ditutup secara langsung, kabar pun beredar bahwa Walikota menolak penutupan lokalisasi tersebut. Risma pun memberikan pilihan alternatif pekerjaan kepada para PSK, seperti membuat pelatihan menjahit dan memasak hingga produk mereka diekspor. (Dan/Sss)
Baca juga:
Risma Ingin Bertemu Mega untuk Curhat, Tapi Tak Berani
Bertemu Risma, DPR Minta Kemendagri Tinjau Pelantikan Wisnu
Disebut Walikota Cengeng, Risma: Biarin, Ndak Apa-apa
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Kamis (20/2/2014), menurut perempuan yang memiliki banyak penghargaan ini, pertanggungjawaban menjadi walikota bukan hanya kepada masyarakat, tapi kelak di akhirat akan berat sekali karena Surabaya walikotanya hanya 1. Ia pernah membayangkan bagaimana masuk surga, jika 1 warga di akhirat bicara mengenai zaman walikota Risma menjabar rakyat menderita.
Dalam Talkshow Pemilu Liputan 6 SCTV Indonesia Baru, Risma mengaku tidak punya beban dengan jabatannya sebagai Walikota Surabaya. "Kalau boleh pilih, saya tidak," ujarnya.
Karekteristik pembangunan sumber daya manusia (SDM) itu yang selalu Risma utamakan. Saat ini Surabaya mempunyai lembaga khusus untuk anak-anak bermasalah seperti anak nakal, pelajar sekolah dasar mabuk, suka mencopet, dan pencuri ia kumpulkan.
Anak-anak tersebut sudah ada yang mendapat mendali perak SEA Games dalam mengikuti kompetisi tinju profesional. Ada juga yang menjadi pemain bola. Risma juga berkonsentrasi pada pembangunan karakter masyarakat Surabaya dengan menertibkan tempat lokalisasi, di antaranya 3 sudah tutup dari 5 tempat lokalisasi.
Awalnya Risma pernah didatangi 20 orang kiai, mereka meminta tempat lokalisasi ditutup, namun Risma belum bisa melakukan hal itu karena berbagai pertimbangan. Seiring berjalannya waktu, akhirnya Risma mendapatkan petunjuk dari Tuhan.
Adanya remaja yang terkena kasus human trafficking, Risma pun turun langsung bertemu dengan orang-orang itu, seperti bertemu dengan mantan pekerja seks komersial (PSK) berumur 62 tahun.
Risma mencermati karakter terlebih mereka dahulu sebelum menutup tempat lokalisasi ini. Ia menurunkan staf perempuan untuk mengamati langsung di lokalisasi untuk mengetahui bagaimana keadaan di dalam hingga data lengkap diperolehnya.
Menurut Risma bisa saja memberi makan semua orang-orang itu dengan keluarganya. Tempat lokalisasi tidak bisa ditutup secara langsung, kabar pun beredar bahwa Walikota menolak penutupan lokalisasi tersebut. Risma pun memberikan pilihan alternatif pekerjaan kepada para PSK, seperti membuat pelatihan menjahit dan memasak hingga produk mereka diekspor. (Dan/Sss)
Baca juga:
Risma Ingin Bertemu Mega untuk Curhat, Tapi Tak Berani
Bertemu Risma, DPR Minta Kemendagri Tinjau Pelantikan Wisnu
Disebut Walikota Cengeng, Risma: Biarin, Ndak Apa-apa