Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi penyakit yang paling banyak diderita oleh warga Malang, Jawa Timur yang terdampak letusan Gunung Kelud. Terhitung sejak Gunung Kelud meletus pada 14 Februari hingga siang tadi, tercatat 2.159 pengungsi menderita ISPA.
"Sebagian besar memang masalah gangguan pada pernapasan, tidak ada penyakit aneh-aneh yang diderita warga," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Mursyidah di Malang, Kamis (20/2/2014).
Sejak Gunung Kelud pertama meletus pada 14 Februari lalu hingga siang tadi, total sebanyak 5.365 pengungsi menderita berbagai penyakit. Antara lain, 2.159 pengungsi menderita ISPA, 489 pengungsi terkena myalgia (nyeri otot), 390 pengungsi mengalami hipertensi, 312 pengungsi sakit gastritis (radang lambung), dan 259 pengungsi menderita chepalgia (sakit kepala).
Selain itu juga ada 149 pengungsi sakit asma, 119 pengungsi mengalami iritasi mata, 114 pengungsi sakit dermatitis (eksim), 112 pengungsi mengalami obs febris (sejenis demam), 88 pengungsi terkena dyspepsia (gangguan pencernaan), 86 pengungsi sakit mata dan 83 pengungsi mengalami diare.
Dilanjutkan Mursyidah, sebanyak 80 pengungsi lainnya mengalami gatal-gatal, 57 pengungsi sakit gigi, 53 pengungsi sakit konjungtivitis (radang selaputmata), 47 pengungsi sakit faringitis (radang tenggorokan), 29 pengungsi sakit bronkitis, 20 pengungsi batuk-batuk dan 213 pengungsi sakit ringan lainnya.
Terkait penurunan status Gunung Kelud dari Awas menjadi Siaga yang membuat banyak pengungsi dipulangkan, Mursyidah mengaku tetap memaksimalkan posko pengungsian. Selain itu, pos kesehatan di desa-desa sudah bisa berjalan normal.
"Pos kesehatan desa sudah pulih kembali untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga yang kembali pulang ke wilayah masing-masing," pungkas Mursyidah. (Ado/Ein)
"Sebagian besar memang masalah gangguan pada pernapasan, tidak ada penyakit aneh-aneh yang diderita warga," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Mursyidah di Malang, Kamis (20/2/2014).
Sejak Gunung Kelud pertama meletus pada 14 Februari lalu hingga siang tadi, total sebanyak 5.365 pengungsi menderita berbagai penyakit. Antara lain, 2.159 pengungsi menderita ISPA, 489 pengungsi terkena myalgia (nyeri otot), 390 pengungsi mengalami hipertensi, 312 pengungsi sakit gastritis (radang lambung), dan 259 pengungsi menderita chepalgia (sakit kepala).
Selain itu juga ada 149 pengungsi sakit asma, 119 pengungsi mengalami iritasi mata, 114 pengungsi sakit dermatitis (eksim), 112 pengungsi mengalami obs febris (sejenis demam), 88 pengungsi terkena dyspepsia (gangguan pencernaan), 86 pengungsi sakit mata dan 83 pengungsi mengalami diare.
Dilanjutkan Mursyidah, sebanyak 80 pengungsi lainnya mengalami gatal-gatal, 57 pengungsi sakit gigi, 53 pengungsi sakit konjungtivitis (radang selaputmata), 47 pengungsi sakit faringitis (radang tenggorokan), 29 pengungsi sakit bronkitis, 20 pengungsi batuk-batuk dan 213 pengungsi sakit ringan lainnya.
Terkait penurunan status Gunung Kelud dari Awas menjadi Siaga yang membuat banyak pengungsi dipulangkan, Mursyidah mengaku tetap memaksimalkan posko pengungsian. Selain itu, pos kesehatan di desa-desa sudah bisa berjalan normal.
"Pos kesehatan desa sudah pulih kembali untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga yang kembali pulang ke wilayah masing-masing," pungkas Mursyidah. (Ado/Ein)
Baca juga:
Status Gunung Kelud Turun Menjadi Siaga
Pengungsi Gunung Kelud Diberi Tiket Wisata Gratis di Kota Batu
Pembersihan Abu Rampung, Bandara Adi Soemarmo Kembali Beroperasi
[VIDEO] Hingga Rabu Malam, Status Awas Gunung Kelud Belum Dicabut
[VIDEO] 103 Meter Kubik Material Vulkanik Kelud Jadi Lahar Hujan
[VIDEO] Diterjang Lahar Hujan Kelud, Waduk Siman Kediri Jebol
Advertisement
