Ribuan pengungsi erupsi Gunung Kelud yang menginap di tempat-tempat pengungsian wilayah Malang dan Kota Batu, Jawa Timur mulai bergerak meninggalkan lokasi penampungan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Jumat (21/2/2014) dini hari, di posko pengungsian Pujon, Kabupaten Malang wajah-wajah lelah bercampur lega memadati truk-truk TNI yang akan membawa warga pulang ke rumah. Perasaan sedih dan bahagia berkecamuk menjadi satu.
Namun tidak semua korban pengungsi Gunung Kelud bisa langsung kembali ke rumah. Pengungsi yang rumahnya hancur akibat dihujani abu vulkanik masih harus menginap sekali lagi di lokasi penampungan yang berdekatan dengan kampung mereka.
Berbeda dengan Malang, sejumlah pengungsian erupsi Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur masih dipadati warga. Para pengungsi umumnya belum tahu jika Status Gunung Kelud telah diturunkan dari Awas menjadi Siaga.
Kalaupun sudah diizinkan meninggalkan pengungsian, warga Kediri umumnya memilih tetap bertahan di pengungsian. Mereka akan menunggu hingga ada kepastian datangnya bantuan bahan bangunan, seperti genteng dan seng untuk memperbaiki atap rumah yang rusak.
Dalam konferensi pers usai rapat koordinasi antara Gubernur Jawa Timur, Badan Geologi Kementrian ESDM dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Gedung Grahadi Surabaya, Kamis siang, Status Gunung Kelud resmi diturunkan dari Awas menjadi Siaga sejak pukul 11.00 WIB.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Surono menambahkan, gempa vulkanik dalam dan dangkal serta guncangan tremor juga sudah menurun. Dengan penurunan Status ini, zona aman bagi warga untuk beraktivitas yang sebelumnya dalam radius 10 kilometer menjadi lebih luas yaitu 5 kilometer dari puncak Gunung Kelud.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Syamsul Maarif mengizinkan warga kembali ke rumah. Namun warga diharapkan tetap waspada akan datangnya lahar hujan dan tebalnya lapisan abu vulkanik di atas rumah yang dapat memicu runtuhnya atap jika terguyur hujan. (Nfs/Ndy)
Baca juga:
Status Kelud Turun Jadi `Siaga`, Pengungsi Dipulangkan
Mayoritas Pengungsi Kelud di Malang Sakit Saluran Pernapasan
Abu Gunung Kelud Bisa Jadi Pupuk?
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Jumat (21/2/2014) dini hari, di posko pengungsian Pujon, Kabupaten Malang wajah-wajah lelah bercampur lega memadati truk-truk TNI yang akan membawa warga pulang ke rumah. Perasaan sedih dan bahagia berkecamuk menjadi satu.
Namun tidak semua korban pengungsi Gunung Kelud bisa langsung kembali ke rumah. Pengungsi yang rumahnya hancur akibat dihujani abu vulkanik masih harus menginap sekali lagi di lokasi penampungan yang berdekatan dengan kampung mereka.
Berbeda dengan Malang, sejumlah pengungsian erupsi Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur masih dipadati warga. Para pengungsi umumnya belum tahu jika Status Gunung Kelud telah diturunkan dari Awas menjadi Siaga.
Kalaupun sudah diizinkan meninggalkan pengungsian, warga Kediri umumnya memilih tetap bertahan di pengungsian. Mereka akan menunggu hingga ada kepastian datangnya bantuan bahan bangunan, seperti genteng dan seng untuk memperbaiki atap rumah yang rusak.
Dalam konferensi pers usai rapat koordinasi antara Gubernur Jawa Timur, Badan Geologi Kementrian ESDM dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Gedung Grahadi Surabaya, Kamis siang, Status Gunung Kelud resmi diturunkan dari Awas menjadi Siaga sejak pukul 11.00 WIB.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Surono menambahkan, gempa vulkanik dalam dan dangkal serta guncangan tremor juga sudah menurun. Dengan penurunan Status ini, zona aman bagi warga untuk beraktivitas yang sebelumnya dalam radius 10 kilometer menjadi lebih luas yaitu 5 kilometer dari puncak Gunung Kelud.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Syamsul Maarif mengizinkan warga kembali ke rumah. Namun warga diharapkan tetap waspada akan datangnya lahar hujan dan tebalnya lapisan abu vulkanik di atas rumah yang dapat memicu runtuhnya atap jika terguyur hujan. (Nfs/Ndy)
Baca juga:
Status Kelud Turun Jadi `Siaga`, Pengungsi Dipulangkan
Mayoritas Pengungsi Kelud di Malang Sakit Saluran Pernapasan
Abu Gunung Kelud Bisa Jadi Pupuk?