30 Anak Panti Asuhan Gading Serpong Diduga Disiksa Pemuka Agama

Puluhan anak-anak asuh dikabarkan sering disiksa pemilik panti asuhan, seperti diseret, diikat, dipukul dengan sepatu.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Feb 2014, 14:23 WIB

Sekitar 30 anak di sebuah panti asuhan di Summarecon Gading Serpong, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten diduga mendapatkan penyiksaan dari pemuka agama. Keterangan diperoleh dari seorang anak yang berhasil lolos melarikan diri.

"Dia adalah H (20), salah satu anak di Panti Asuhan 'S' yang berhasil lolos dan melaporkan kejadian dugaan penyiksaan," kata Kepala Divisi Non Litigasi LBH Mawar Saron, Jecky Tengens, Minggu (23/2/2014).

H kemudian menceritakan pengalamannya itu kepada pihak donatur yang kerap menyumbangkan uang dan materi kepada panti asuhan. Menurut Jecky, H menceritakan, nasib dia dan puluhan anak-anak asuh lain sering disiksa pemilik panti.

Selama di panti, lanjut Jecky, H mengaku selalu mendapatkan perlakuan kasar. Seperti diseret, diikat, dipukul dengan sepatu, dan juga digigit.

"Sebab diduga ada bekas gigitan di pipi anak-anak itu. Bahkan kalau makan, masih dikatakan si H ini, dikasih makan mie kering, dan hampir basi. Mereka diduga disiksa pemilik panti berisinial C dan Y," tutur Jecky.

Atas kabar penyiksaan ini, Jecky mewakili LBH Mawar Saron mengecam dan menuntut agar pihak berwajib segera bertindak cepat dan tegas terhadap peristiwa mengenaskan ini. "Bukan baru kali ini panti asuhan ini dilaporkan atas tindakan kekerasan dan penyiksaan yang terjadi," tegasnya.

Sampai dengan saat ini, lanjut Jecky, baru terdapat 7 anak yang berhasil diselamatkan oleh LBH Mawar Saron, dengan bantuan donator yang melaporkan peristiwa ini. Namun, masih ada sekitar 30 anak lagi yang terdapat di dalam panti asuhan dan belum bisa dikeluarkan.

"Laporan polisi yang dibuat pada tanggal 11 Februari 2014 di Mabes Polri pun terkesan belum menemukan perkembangan berarti. Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Kanit PPA) Mabes Polri bahkan menolak laporan polisi yang diajukan ke unitnya," ujar Jecky.

Bantah

Pendeta Chemuel Watulingas menepis semua tudingan dari LBH Mawar Sharon. Chemuel membantah adanya penyiksaan, apalagi mengakibatkan anak panti yang meninggal dunia.

"Penganiayaan dari mana? LBH Mawar Sharon pernah datang ke sini secara tiba-tiba. Mana buktinya? Kalau terbukti, saya Pendeta Chemuel siap dipenjara," jelas Pendeta Chemuel saat dihubungi Liputan6.com.

Pendeta Chemuel mengaku sudah 15 tahun mengelola kegiatan kemanusiaan ini. Dan baru kali ini mendapat 'serangan' dan laporan itu. Kendati begitu, Pendeta Chemuel siap kooperatif dengan aparat berwenang.

"Saya tidak pernah takut. Mereka ini anak-anak terlantar. Kami sudah pelihara di sini. Ini saya habis mengantar anak ke sekolah," jelas Pendeta Chemuel lagi. (Riz/Ism)

Baca juga:

Pengungsi Banjir Tangerang Butuh Air Minum dan Makanan
Titik Jalan Ibukota yang Masih Banjir Siang Ini
Status Bendungan Katulampa Normal Lagi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya