Pemerintah Kota Bengkulu menantang pihak yang menuding bahwa salat berhadiah yang digelontorkan Walikota Bengkulu Helmi Hasan sebagai gratifikasi. Tantangan itu terkait laporan pihak Pusat Kajian Anti Korupsi (Puskaki) kepada Kejaksaan Tinggi Bengkulu.
"Ayo buktikan jika ini gratifikasi. Hadiah mobil dan sepeda motor itu tidak ada dalam struktur anggaran. Yang ada hanya hadiah Umrah dan Naik Haji. Ini jelas fitnah," kata Kabag Humas Pemkot Bengkulu Salahudin Yahya Salahudi di Bengkulu, Senin (24/2/2014).
Walikota, kata dia, tak bersentuhan dengan hadiah mobil kecuali mobil pribadi yang disumbangkannya. Semua sumbangan dikelola Kantor Kemenag Kota Bengkulu. Motifnya adalah sedekah sebagai bentuk kerisauan terhadap kondisi dan suasana umat di Bengkulu.
"Jangan terlalu cepat memvonis. Ini untuk kemaslahatan umat dan kepentingan bersama," sergah Salahudin.
Ketua Pusat Kajian Anti Korupsi Bengkulu Melyansori sebelumnya menyebutkan ada beberapa penyumbang hadiah berupa sepeda motor, mobil, dan tiket berangkat haji dari pelaku usaha di Kota Bengkulu dan pejabat berpotensi gratifikasi.
"Tidak saja pejabat, dan pengusaha bahkan Bupati Musi Rawas, Ridwan Mukti saja ikut menyumbang 1 unit mobil jenis Ayla pada acara tersebut. Diduga kuat unsur politik juga selain dugaan gratifikasi, mengingat selain wali kota beliau juga ketua DPW PAN Bengkulu," jelas Melyansori.
Ia juga menegaskan ada beberapa penyumbang mobil namun namanya tak disebutkan, hanya tertulis Hamba Allah. Padahal, kata Melyansori sebagai bentuk tata kelola pemerintahan yang baik, walikota meski umumkan nama-nama penyumbang itu dan melaporkan hadiah ke Komisi Pemberantasan Korupsi. (Ali/Ism)
Baca juga:
"Ayo buktikan jika ini gratifikasi. Hadiah mobil dan sepeda motor itu tidak ada dalam struktur anggaran. Yang ada hanya hadiah Umrah dan Naik Haji. Ini jelas fitnah," kata Kabag Humas Pemkot Bengkulu Salahudin Yahya Salahudi di Bengkulu, Senin (24/2/2014).
Walikota, kata dia, tak bersentuhan dengan hadiah mobil kecuali mobil pribadi yang disumbangkannya. Semua sumbangan dikelola Kantor Kemenag Kota Bengkulu. Motifnya adalah sedekah sebagai bentuk kerisauan terhadap kondisi dan suasana umat di Bengkulu.
"Jangan terlalu cepat memvonis. Ini untuk kemaslahatan umat dan kepentingan bersama," sergah Salahudin.
Ketua Pusat Kajian Anti Korupsi Bengkulu Melyansori sebelumnya menyebutkan ada beberapa penyumbang hadiah berupa sepeda motor, mobil, dan tiket berangkat haji dari pelaku usaha di Kota Bengkulu dan pejabat berpotensi gratifikasi.
"Tidak saja pejabat, dan pengusaha bahkan Bupati Musi Rawas, Ridwan Mukti saja ikut menyumbang 1 unit mobil jenis Ayla pada acara tersebut. Diduga kuat unsur politik juga selain dugaan gratifikasi, mengingat selain wali kota beliau juga ketua DPW PAN Bengkulu," jelas Melyansori.
Ia juga menegaskan ada beberapa penyumbang mobil namun namanya tak disebutkan, hanya tertulis Hamba Allah. Padahal, kata Melyansori sebagai bentuk tata kelola pemerintahan yang baik, walikota meski umumkan nama-nama penyumbang itu dan melaporkan hadiah ke Komisi Pemberantasan Korupsi. (Ali/Ism)
Baca juga:
Kejaksaan Bengkulu Endus Gratifikasi `Hadiah` Salat Berjamaah
Salat Berhadiah Haji, Ribuan Warga Bengkulu Penuhi Masjid
MUI: Jangan Umumkan Warga Rajin Salat yang Naik Haji Gratis
Hindari Salat Berjamaah, Siswa SMP di Demak Tewas Terjatuh