Janji Atut Tak Ditepati, Warga Banten Belah Bukit Bangun Jalan

Para pemimpin di Banten hanya bisa berjanji tanpa bisa memberikan bukti. Apalagi, kala mereka membutuhkan suara jelang pemilihan.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Feb 2014, 10:29 WIB
Perolehan suara Ratu Atut Chosiyah yang berlimpah pada Pemilihan Gubernur 2011 lalu tak berdampak baik bagi kehidupan masyarakat Banten Selatan. Utamanya, bagi masyarakat Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak.

"Dulu sih pas mau Pilgub 2011 lalu orangnya Ibu Atut sering ke desa kami dan janji jalan akan langsung diberi aspal. Sekarang boro-boro mau dibangun, batunya aja nggak pernah nyampe ke sini," ujar Kepala Desa Cihambali, Cibeber, Rudiat, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (25/2/2014).

Menurut Rudiat, para pemimpin di Banten hanya bisa berjanji tanpa bisa memberikan bukti. Apalagi, kata Rudiat, kala mereka membutuhkan suara jelang pemilihan.

"Orang-orang Ibu (Atut) minta suara ke warga. Dari dinas anu lah, dinas anu lah mau bangun ini lah, mau bangun itu lah. Sampe perolehan suara Ibu 92%. Pas menang mana? Kami ini orang kampung udah kenyang dibohongi pemimpin di sini," sesal Rudiat.

Rasa pesimistis warga di Kecamatan Cibeber, khususnya Desa Cihambali membuat warga 'berontak'. Kini, warga tak mau lagi dengar janji pemerintah. Bentuk pemberontakan mereka ini dengan cara membangun jalan secara swadaya. Para warga mengumpulkan uang secara patungan untuk membangun akses jalan dari Desa Neglasari melalui Desa Hegarmanah dan berakhir di Desa Cihambali.

"Jaraknya 5 kilometer. Kami baru bisa buat jalan 700 meter. Ini asli sokongan warga di sini. Rencananya kami mau pakai semen. Kalau aspal mah buat orang kota aja," tambahnya dengan nada kesal.

Desa Cihambali berada di tengah-tengah bukit. Warga membuat jalan dengan meratakan bukit-bukit dan membelah hutan yang ada. Untuk bahan bahan baku membangun jalan, seperti batu dan pasir, warga mengambil dari sekitar sungai di Desa Cihambali.

Atut yang juga politisi Golkar itu berpasangan dengan Rano Karno dari PDIP berhasil memenangkan Pilgub Banten. Kini, Atut ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan berbagai sangkaan. Atut diduga terkait suap sengketa Pilkada Lebak, kasus korupsi pengadaan alat kesehatan di provinsi Banten, hingga dugaan pemerasan. (Ism/Yus)

Baca juga:
Selain Mobil, Apa yang Diterima Catherine Wilson dari Wawan?
Wawan Tak Dirawat di Ruang Khusus Tahanan RS Polri
Isu Kepemilikan Pulau, Jubir Atut: Keluarga Punya Hak Guna Pakai


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya