Mendidik Anak Lewat Taman Bacaan

Adalah Yayasan Bunda Yessy, satu di antara lembaga yang menyediakan taman bacaan untuk anak-anak kurang mampu. Bagi mereka, anak-anak harus dimotivasi agar mempunyai kebiasaan membaca sejak dini.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Agu 2004, 16:57 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Pada hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-59 RI, selayaknya masyarakat dan pemerintah mulai lebih memberikan perhatian besar pada pendidikan anak. Sebab, di pundak anak-anak-lah, bangsa ini pada masa akan mendatang. "Bukan dimaknai, kita pernah tertindas oleh penjajah, tapi tertindas dalam pendidikan," kata Yessy Gusman Tjakra dalam dialognya dengan reporter SCTV Alfito Deannova di Studio SCTV, Jakarta, Senin (17/8) siang.

Yessy mengaku mendapati sejumlah daerah di Indonesia yang masih belum sepenuhnya terjamah pendidikan. Satu di antaranya di Provinsi Papua. Karena itulah, ia mengaku terpanggil untuk mengembangkan pendidikan lewat Yayasan Bunda Yessy yang didirikannya pada 4 Desember 1999. Yayasan ini, menurut Yessy, mengemban misi pendidikan melalui taman bacaan yang kini telah tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia. "Kalau di Jakarta ada sekitar 38, kalau di Indonesia itu lebih dari 100," ungkap Yessy yang mengaku baru pulang dari Jayapura, Papua, untuk meresmikan 11 taman bacaan di sana. Adapun target dari Taman Bacaan Anak ini adalah anak-anak usia tiga sampai 18 tahun.

Yayasan Bunda Yessy adalah lembaga swadaya nirlaba. Yessy menuturkan, semua dana operasional dan pengadaan buku didapat dari sejumlah sponsor. "Kalau buku dari toko buku, Bank Niaga, dari (toko buku) Gunung Agung, dan lain-lainnya dari masyarakat," ungkap dia. Sedangkan tempat penyelenggaraan didapat juga dengan kerja sama masyarakat setempat. Di antaranya adalah Perpustakaan Umum Nasional dan Departemen Pendidikan Nasional. "Tak ada Peran [langsung] pemerintah, tapi kita bekerja sama," ujar Yessy.

Dari hasil pengamatan sejumlah taman bacaan milik Yayasan Bunda Yessy, peserta taman bacaan di luar Jakarta banyak yang belum mengenyam pendidikan. Sedangkan peserta di Jakarta, kebanyakan telah bersekolah atau pernah bersekolah. "Kebanyakan sudah bersekolah walaupun ada sekitar 30 persen yang belum bersekolah," ungkap Yessy.

Dalam pelaksanaan pengajaran, taman bacaan yang dibentuk tidak hanya mengajarkan baca tulis, melainkan juga berkesenian seperti puisi. Lewat puisi, anak-anak dipupuk moralnya agar tampil sebagai manusia yang baik. &Misalnya puisi Mari Menjaga Kebersihan. Bukan hanya bersih badan, tapi juga bersih hati dan pikiran," kata Yessy.

Artis era `80-an ini mengaku tak tertarik terjun ke dunia politik seperti yang dilakukan sejumlah artis. Ia lebih memilih berjuang di dunia pendidikan seperti yang telah digelutinya sejauh ini. Namun, peraih penghargaan bidang pendidikan dari Diknas setahun silam ini berpendapat, jalur perjuangan apapun yang diambil diharapkan tidak memecah belah perjuangan bangsa.

Sejauh ini, selain Yayasan Bunda Yessy, banyak pihak yang terarik untuk mengembangkan dunia pendidikan nasional. Mereka terutama membangun berbagai fasilitas, seperti taman bacaan untuk anak-anak yang kurang mampu. Bagi mereka, anak-anak harus dimotivasi agar mempunyai kebiasaan membaca sejak dini. Para pengelola kegiatan ini mengaku, tidak mudah untuk menyediakan dan mempertahankan fasilitas ini. Pasalnya, pengguna taman baca umumnya dari kalangan yang kurang mampu. Mereka berharap, fasilitas ini nantinya tidak sekadar menjadi tempat membaca semata, tetapi juga untuk meningkatkan bakat dan kemampuan anak-anak.(OZI/Tim Liputan 6 SCTV)

YAYASAN BUNDA YESSY

Kantor Pusat
Jalan K.H. Wahid Hasyim, Nomor 27, Jakarta Pusat
Telepon (021) 3103070, (021) 3147510

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya