Suami Korban <i>Malpraktik</i> Minta Istrinya Disuntik Mati

Tak tahan melihat penderitaan istrinya, Agian Isna Nauli Siregar yang tak sadarkan diri sejak dioperasi caesar, Hassan Kesuma berniat melaksanakan eutanasia. Dia tak tahan melihat penderitaan Agian.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Sep 2004, 21:35 WIB
Liputan6.com, Bogor: Hassan Kesuma, suami Agian Isna Nauli Siregar, korban malpraktik mendatangi Gedung DPRD Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/9). Dia meminta pendapat wakil rakyat mengenai keputusannya untuk mengakhiri penderitaan istrinya dengan cara disuntik mati. Hassan datang bersama wakil dari rumah sakit dan Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan. Pria bertubuh subur ini mengaku terpaksa menempuh langkah ini karena tak tahan melihat penderitaan istrinya.

Anggota Dewan menolak keinginan Hassan untuk menyuntik mati Agian. Para wakil rakyat berpendapat ibu dua anak itu masih mempunyai harapan untuk sembuh. Selain itu, eutanasia bertentangan dengan agama. Eutanasia adalah tindakan mengakhiri kehidupan orang yang sakit berat atau parah dengan kematian yang tenang dan mudah atas nama perikemanusiaan.

Agian tidak sadarkan diri sehari setelah dioperasi caesar, tepatnya 20 Juli 2004, di Rumah Sakit Islam Bogor. Agian tak mampu mengenali lingkungannya, termasuk suami dan anaknya yang baru dilahirkan [baca: Menggugat Keteledoran &quotDukun" Modern]. Dokter menyatakan, tingkat kesadaran Agian setara dengan tumbuhan. Hingga kini, Agian tergolek tak berdaya dengan selang oksigen di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Hidup Agian tergatung cairan infus dan suapan minuman dari suaminya. Sambil menunggui Agian, Hassan tak pernah jemu memanjatkan doa.

Menurut Hassan, biaya perawatan istrinya mencapai Rp 200 ribu per hari. Jumlah ini mahal untuk ukuran Hassan yang berpenghasilan pas-pasan. &amp;quotBahkan, saya sudah tak tahu lagi anak saya makan apa," ucap Hassan.(ZAQ/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya