Liputan6.com, Jakarta: Sejumlah patung beragam corak dan tema karya sejumlah seniman dipamerkan dalam Pameran Patung Kontemporer "Spacious Territory" di Jakarta, baru-baru ini. Berbagai tema mulai dari sosial hingga individu diangkat melalui simbolisasi patung yang terbuat dari berbagai bahan. Selain di Jakarta, pameran ini juga pernah diselenggarakan di beberapa kota lain, seperti Yogyakarta dan Bandung, Jawa Barat.
Para seniman yang memamerkan hasil karyanya, di antaranya Noor Ibrahim. Salah satu karya Noor yakni patung wanita yang sedang naik sepeda tetapi terlihat roda dan kakinya sebagian. Lewat karya ini, sang pematung mencoba menggambarkan keadaan Indonesia yang rawan banjir. Metal dijadikan sebagai bahan dasar dari seluruh patung yang dipamerkan kali ini. Patung Venus, misalnya. Patung itu terinspirasi dari mimpi Noor tentang antariksa.
Karya yang juga mengundang minat adalah patung buatan Budi. Patung hijau tanpa kepala itu bertemakan powerless. Untuk membuat patung ini, Budi sengaja mencetak dirinya sendiri menggunakan gips. Melalui karyanya itu, Budi mencoba untuk memahami dirinya sendiri. Budi sengaja memisahkan antara kepala dan badan. Menurut dia, hal itu mewakilkan antara perasaan dan pikiran yang terkadang tak sejalan.(DEN/Tommy Fadjar dan Gatot Budi Sulistyo)
Para seniman yang memamerkan hasil karyanya, di antaranya Noor Ibrahim. Salah satu karya Noor yakni patung wanita yang sedang naik sepeda tetapi terlihat roda dan kakinya sebagian. Lewat karya ini, sang pematung mencoba menggambarkan keadaan Indonesia yang rawan banjir. Metal dijadikan sebagai bahan dasar dari seluruh patung yang dipamerkan kali ini. Patung Venus, misalnya. Patung itu terinspirasi dari mimpi Noor tentang antariksa.
Karya yang juga mengundang minat adalah patung buatan Budi. Patung hijau tanpa kepala itu bertemakan powerless. Untuk membuat patung ini, Budi sengaja mencetak dirinya sendiri menggunakan gips. Melalui karyanya itu, Budi mencoba untuk memahami dirinya sendiri. Budi sengaja memisahkan antara kepala dan badan. Menurut dia, hal itu mewakilkan antara perasaan dan pikiran yang terkadang tak sejalan.(DEN/Tommy Fadjar dan Gatot Budi Sulistyo)