Megawati: Jangan Menjauhi Pemimpin yang Akan Diganti

Sikap menjauhi pemimpin yang akan diganti jangan dijadikan tradisi di Indonesia. Presiden Megawati menegaskan, dirinya tetap menjalankan tugas kepresidenan sampai presiden terpilih dilantik.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Okt 2004, 23:50 WIB
Liputan6.com, Bitung: Presiden Megawati Sukarnoputri mengkritik sikap tokoh dan para pejabat yang menjauhi dirinya menyusul kekalahan calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu dalam pemilihan umum presiden putaran kedua. Menurut Mega, menjauhi pemimpin yang akan diganti jangan dijadikan tradisi di Indonesia. "Kalo kita memang mau membiasakan diri, maka kita harusnya juga bisa maklumi bahwa hal ini harus berjalan dengan baik," kata Megawati saat meresmikan pengoperasian terminal peti kemas di Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara, Selasa (12/10).

Mega juga menegaskan, dirinya tetap menjalankan tugas kepresidenan sampai presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono dilantik, 20 Oktober mendatang. Mega sempat mengungkapkan keheranannya tentang usulan rekonsiliasi antara pihaknya dengan kelompok SBY, sapaan Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Mega, rekonsiliasi hanya perlu dilakukan jika ada beberapa kelompok yang mengalami benturan fisik, kemudian berunding untuk mencapai kesepakatan demi rekonsiliasi.

Dalam pilpres putaran kedua, Mega dikalahkan SBY dengan selisih 24.275.646 suara. Pasangan SBY-Jusuf Kalla mendapat 60,62 persen atau 69.266.350 suara, sedangkan Megawati-Hasyim Muzadi meraup 39,38 persen atau 44.990.704 suara [baca: Penghitungan Manual Pilpres II Selesai].(AIS/Miko Toro dan Yudi Wibowo)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya