FPI Kecewa terhadap Pemerintah DKI

FPI merazia sejumlah tempat hiburan malam selama Ramadan sebagai ungkapan kekecewaan terhadap Pemprov DKI dan Polda Metro Jaya. Polda Metro Jaya akan menurunkan pasukan untuk mencegah aksi FPI.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Okt 2004, 19:22 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Front Pembela Islam mengaku razia yang dilakukan sebagai bentuk kekecewaan terhadap Pemerintah Provinsi DKI dan Kepolisian Daerah Metro Jaya yang membiarkan tempat hiburan malam beroperasi selama Ramadan. Karena itu, FPI berjanji akan terus menggelar razia serupa di wilayah Jakarta lainnya. Demikian dikemukakan Kepala Badan Intelijen FPI M. Allawi Usman di Jakarta, Sabtu (23/10).

Allawi menilai, peraturan daerah yang dibuat pemprov setempat selama ini tak berguna. Buktinya, Pasal 30 Perda Pemprov DKI Nomor 10 Tahun 2004 mengenai batas waktu operasi tempat hiburan selama Ramadan justru dilarang. Padahal, sudah dijelaskan tempat hiburan malam boleh beroperasi selama Ramadan dengan batas waktu mulai pukul 20.30 WIB hingga esok harinya pukul 01.30 WIB. "Kami sudah bisa buktikan kepada Ibu Aurora Tambunan sebagai Kepala Dinas Pariwisata DKI," ujar Allawi [baca: Ramadan, Waktu Operasi Kafe dan Karaoke Dibatasi].

Di sisi lain, Polda Metro Jaya akan menurunkan ratusan personel untuk mencegah berulangnya razia hiburan malam yang dilakukan FPI. Menurut Kepala Divisi Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Tjiptono, pasukan ini meliputi, 600 anggota Brigade Mobil, 500 Sabhara, dan patroli sepeda motor. Seluruhnya akan dipersiapkan untuk mem-back up lima kepolisian resor di Ibu Kota. "Diharapkan penegakan hukum dilaksanakan secara tegas," ujar Tjiptono.

Aksi FPI merazia sejumlah tempat hiburan malam di Ibu Kota memang telah digelar sejak awal Ramadan. Namun, aksi ini justru kerap menimbulkan persoalan baru. Entah menyebabkan kerusakan ataupun menimbulkan korban. Terakhir, dua warga nyaris babak belur dihajar massa FPI yang tengah beraksi di sebuah kafe di daerah Jakarta Selatan [baca: FPI Tetap Merazia, Dua Warga Dihajar].(ORS/Anastasya Andriarti)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya