Yang Bermerek, yang Murah di Sogo Jongkok

Di sepanjang Jalan Fachrudin, Tanahabang, Jakarta Pusat, bertebaran pedagang kaki lima yang menjual barang bermerek dengan harga murah. Pembeli memilih barang dengan berjongkok, makanya dinamai Sogo Jongkok.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Okt 2004, 14:01 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Barang bagus, kualitas Sogo, harga kaki lima. Siapa yang tak mau. Letaknya juga dekat Gedung Sogo betulan--pusat perbelanjaan terkenal di pusat Jakarta itu, lho! Cuma, jangan berharap berbelanja dalam suasana nyaman dan tenang plus semilir pendingin udara (AC). Boro-boro AC, untuk mendapatkan barang yang diinginkan pun, pembeli harus berjongkok. Soalnya, barang-barang yang dijual memang digelar di bawah. Makanya, pasar yang cuma buka hari Minggu ini dijuluki Sogo Jongkok, seperti terlihat Ahad (24/10) ini.

Untuk mencapai Sogo Jongkok, Anda tinggal menyusuri Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, sampai menemui perempatan Jalan Kebon Sirih. Selanjutnya membelok ke Kebon Sirih yang mengarah ke kawasan Tanahabang, Jakarta Pusat. Nah, tak lama lagi, Anda menemui Jalan Fachrudin. Sepanjang jalan itulah Sogo Jongkok berada.

Saban Ahad, pedagang Sogo Jongkok sudah menjamur sejak pukul 03.00 WIB. Bermacam barang dijual di sana. Mulai dari sepatu, pakaian, peralatan rumah tangga, mainan anak pun ada--selama Ramadan ini, ada juga penganan berbuka puasa di sana. Semua baru, tak ada yang bekas, seperti halnya di pasar baju bekas di kawasan Senen dan Poncol, Jakpus. Semisal, satu potong kemeja bermerek yang dijual di mal nyaris mencapai ratusan ribu, di Sogo Jongkok, bisa didapat kurang dari Rp 50 ribu. Tentunya, pembeli harus jago menawar.

Ramadan ini, pedagang Sogo Jongkok terus berjubel. Badan jalan makin sempit karena tersita lapak-lapak pedagang. Arus lalu lintas pun terganggu dibuatnya. Tampaknya, satu hal pasti yang membuat warga rela berpanas-panasan ke Sogo Jongkok adalah harga barang di sana yang murah dan banyak pilihan pula.

Nama Sogo Jongkok tampaknya perlu dipikirkan lagi. Sebab, sudah jarang pedagang yang menggelar dagangannya di lantai. Kebanyakan pedagang menggunakan meja, gerobak, atau mobil untuk menaruh barang dagangan. Jadinya, pembeli tak lagi berjongkok untuk memilih-milih barang. Sebagian pembeli cukup berdiri. Bahkan, untuk memilih barang dagangan yang ditaruh di meja setinggi dengkul, para pembeli harus sedikit menungging. Boleh jadi, suatu saat nanti, Sogo Jongkok diganti menjadi Sogo Nungging.(SID/Ariyo Ardi dan Budi Sukmadianto)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya