Akibat Cuaca, Bunga Raflesia Menciut

Bunga langka Raflesia Arnoldi kembali mekar di Bengkulu. Namun lantaran suhu semakin meningkat dan kelembaban tanah berkurang, diameter bunga berkurang ketimbang 10 tahun terakhir.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Mar 2001, 06:37 WIB
Liputan6.com, Bengkulu: Bunga Raflesia Arnoldi memang tak pernah ada di pasar bunga kebanyakan. Sebab selain langka, aroma yang dikeluarkannya pun tak sedap. Bunga langka itu kini sudah mulai mekar di kawasan hutan lindung Desa Tanjungheran, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Utara. Kendati demikian diameter bunga malah makin mengecil ketimbang ukurannya pada 10 tahun terakhir. Menurut petugas Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Bengkulu yang menemukan Bunga Bangkai itu, Usluhudin, penciutan ukuran diduga lantaran suhu bumi semakin meningkat dan kelembaban tanah yang sudah berkurang.

Menurut Usluhudin ukuran bunga Raflesia yang ditemukannya hanya sekitar 60-80 sentimeter. Padahal jika merujuk keterangan pada 10 tahun terakhir, diameter bunga masih mencapai satu meter. Selain itu, tambah Usluhudin, saat menemukan bunga tadi, ada satu bunga lainnya yang masih berbentuk bongkol. Diperkirakan bunga yang terakhir itu baru akan mekar pada pekan mendatang.

Bunga yang dinobatkan sebagai puspa langka nasional ini memang mempunyai bentuk unik. Sekilas tampak seperti bunga kol yang berwarna merah kehitam-hitaman. Selain kelopak, bunga itu tidak memiliki daun atau pun batang. Raflesia tumbuh sebagai parasit yang menempel pada tanaman liar merambat, seperti liana. Bunga langka yang ditemukan Stanford Rafles dan Joseph Arnold pada tahun 1818 ini bakal mekar dalam waktu satu pekan, kemudian membusuk dan mati. Masa tumbuh bunga tersebut biasanya hanya dalam waktu enam bulan sampai satu tahun sekali, di bawah suhu udara rendah sekitar 20 derajat Celcius dan kelembaban tanah sekitar 80 persen.

Dalam pengamatan Balai Konservasi Alam setempat, pengurangan ukuran bunga Raflesia ini disebabkan aksi perambahan hutan yang semakin marak. Akibatnya, suhu udara meningkat dan kelembaban tanah berkurang.(BMI/Risnaldi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya