Liputan6.com, Abidjan: Situasi Pantai Gading yang semakin tak menentu memaksa ratusan warga Inggris dan warga asing lainnya untuk meninggalkan negeri di bagian Utara Afrika itu. Di bawah pengawalan militer, sekitar 300 ekspatriat dievakuasi melalui Bandar Udara Internasional Abidjan, Jumat (12/11). Pemerintah Inggris sendiri mengirimkan ratusan tentara dan sejumlah pesawat militer untuk mengevakuasi warganya. Kendati demikian, Duta Besar Inggris untuk Pantai Gading David Coates berharap eksodus warga Ingris ini akan berlangsung sementara.
Sementara itu, sekitar 2.200 orang dari 14 ribu warga Prancis telah meninggalkan Pantai Gading sejak meletusnya kerusuhan antiwarga asing awal bulan ini. Sebanyak 800 warga Prancis lainnya juga telah meninggalkan negara pimpinan Presiden Laurent Gbagbo itu pada Jumat ini. Proses evakuasi itu dilakukan oleh pemerintah Prancis dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) [baca: Ribuan Warga Asing di Pantai Gading Diungsikan].
Kerusuhan di Pantai Gading meletus Sabtu silam, setelah serangan pesawat tempur Pantai Gading menewaskan sembilan tentara Prancis dan seorang pekerja kemanusiaan asal Amerika Serikat. Pasukan Prancis membalas dengan menghancurkan Markas Angkatan Udara Pantai Gading di Yamoussoukro dan dua pesawat tempur Sukhoi. Pembalasan Prancis itu kemudian memicu kemarahan warga dan maraknya demonstrasi anti-Prancis [baca: Pendukung Presiden Gbagbo Mengamuk].(TOZ/Uri)
Sementara itu, sekitar 2.200 orang dari 14 ribu warga Prancis telah meninggalkan Pantai Gading sejak meletusnya kerusuhan antiwarga asing awal bulan ini. Sebanyak 800 warga Prancis lainnya juga telah meninggalkan negara pimpinan Presiden Laurent Gbagbo itu pada Jumat ini. Proses evakuasi itu dilakukan oleh pemerintah Prancis dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) [baca: Ribuan Warga Asing di Pantai Gading Diungsikan].
Kerusuhan di Pantai Gading meletus Sabtu silam, setelah serangan pesawat tempur Pantai Gading menewaskan sembilan tentara Prancis dan seorang pekerja kemanusiaan asal Amerika Serikat. Pasukan Prancis membalas dengan menghancurkan Markas Angkatan Udara Pantai Gading di Yamoussoukro dan dua pesawat tempur Sukhoi. Pembalasan Prancis itu kemudian memicu kemarahan warga dan maraknya demonstrasi anti-Prancis [baca: Pendukung Presiden Gbagbo Mengamuk].(TOZ/Uri)