Liputan6.com, Solo: Proses evakuasi terhadap korban pesawat MD-82 yang tergelincir keluar pagar Bandar Udara Adisumarmo, Solo, Jawa Tengah, terus berlangsung hingga Rabu (1/12) siang. Tim evakuasi masih berusaha mengeluarkan korban yang hingga kini terjepit di dalam kabin pesawat.
Proses evakuasi berjalan lambat. Sebab tim gabungan yang terdiri dari petugas Lapangan Udara Adisumarmo, search and rescue (SAR), personel TNI dan tim forensik kepolisian setempat, kesulitan masuk ke bagian tengah pesawat. Rencananya tim akan mendatangkan alat-alat berat untuk memotong tubuh pesawat.
Informasi yang dirangkum SCTV, 31 dari 163 penumpang pesawat dikabarkan tewas. Delapan belas lainnya belum diketahui keberadaannya. Namun, data jumlah korban meninggal itu masih simpang-siur--ada yang menyebutkan korban tewas 26 orang. Sedangkan sebagian korban luka masih dirawat di tiga rumah sakit di Kota Solo, satu di antaranya di Rumah Sakit Islam Solo.
Tim gabungan, tadi pagi, mengevakuasi jenazah pilot pesawat Kapten Dwi Mawastoro dan anak kecil yang belum dapat diidentifikasi. Sebelumnya dua jasad terjepit di dalam badan pesawat [baca: Jenazah Pilot Lion Air Ditemukan].
Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga sudah datang ke lokasi kejadian untuk menyelidiki penyebab pasti kecelakaan. Tim memfokuskan penyelidikan pada faktor human error dan mesin pesawat. Tim KNKT terus mencari kotak hitan pesawat [baca: Lion Air Menyatakan Bertanggung Jawab].
Sementara itu, semua korban meninggal telah dibawa pulang keluarga masing-masing. Satu di antaranya mayat Kapten Dwi Mawastoro. Nanik, istri Dwi, mengatakan jenazah suaminya sore nanti akan dimakamkan di Surabaya, Jawa Timur. Kini Nanik hanya bisa pasrah menghadapi musibah yang dialaminya.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)
Berikut nama-nama korban kecelakaan:
A.Korban meninggal, di antaranya:
K.H Yusuf Muhammad
Ongko Tiknwojoyo
Jefri Edison
Agatha (dua tahun)
Bambang Anggono S.H.
Ir. Kiswanto
Puji Astuti
Nabila
Nyonya Sifa
Linda Rahmi
Ronyson Ali
Teguh Purwanto
Frans Natanie Liem
Susilowati
Dewi Suryani
B. Belon Sembiring
Dwi Mawastoro
H. Mulyono Sumarjo (50 tahun), Andong, Boyolali
Abdul Syukur Wahid (50 tahun), Rawamangun, Jakarta
Maryadi Suwanto (40 tahun) Tanjung Pinang, Riau
Muji Rahayu (Solo)
Sri Sugeng (Klaten)
B.Korban luka, di antaranya:
Reksa Sumadi (55 tahun)
Makmur (48 tahun)
Budiani (25 tahun)
Harsono (33 tahun)
Yesi Faizan (47 tahun)
Eva (22 tahun)
Badar Ali Madjid
Ereson (43 tahun)
Mahmud (23 tahun)
Reza (dua tahun)
Fatimah (69 tahun)
H. Sobari (53 tahun)
Surjana (60 tahun)
Sri Wahyuni (20 tahun)
Himawan Fransi (dua tahun)
Yuliatin (33 tahun)
Endang Sulistianti (34 tahun)
Gaby (dua setengah tahun)
Ratih Ningrum (26 tahun)
Suwarni (30 tahun)
Devi Susanti (29 tahun)
Kristiani
Reza Surbekti
Samsidar
Ny. Sri Suharni (22 tahun) Batam
Juminat (40 tahun) Batam
M. Effendi (56 tahun) Batam
Bambang (24 tahun) Jakarta
Iwan (39 tahun) Medan
Nasirun (29 tahun) Pacitan
Muslihun (35 tahun) Lampung
Prof.Maidir Harun (54 tahun)
Nyonya Rosneli (51 tahun) Padang
David (50 tahun)
Panji Paryitno (22 tahun)
Ny. Latifah (44 tahun)
Mariya Margiyat (48 tahun)
Ny. Maria Phua (70 tahun)
Ratna Hutapea (42 tahun)
Eret Hartanto (31 tahun)
Ratih Ningrum (26 tahun)
Endang Kartika Sari (27 tahun)
Nona Unita (18 tahun)
Dewanta (28 tahun)
Riska Rahmayana (22 tahun)
Laura (19 tahun)
Wahyono (28 tahun)
Bambang Margono (53 tahun)
Endita Satrawan (dua setengah tahun)
Steven Lisdek (36 tahun)
Proses evakuasi berjalan lambat. Sebab tim gabungan yang terdiri dari petugas Lapangan Udara Adisumarmo, search and rescue (SAR), personel TNI dan tim forensik kepolisian setempat, kesulitan masuk ke bagian tengah pesawat. Rencananya tim akan mendatangkan alat-alat berat untuk memotong tubuh pesawat.
Informasi yang dirangkum SCTV, 31 dari 163 penumpang pesawat dikabarkan tewas. Delapan belas lainnya belum diketahui keberadaannya. Namun, data jumlah korban meninggal itu masih simpang-siur--ada yang menyebutkan korban tewas 26 orang. Sedangkan sebagian korban luka masih dirawat di tiga rumah sakit di Kota Solo, satu di antaranya di Rumah Sakit Islam Solo.
Tim gabungan, tadi pagi, mengevakuasi jenazah pilot pesawat Kapten Dwi Mawastoro dan anak kecil yang belum dapat diidentifikasi. Sebelumnya dua jasad terjepit di dalam badan pesawat [baca: Jenazah Pilot Lion Air Ditemukan].
Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga sudah datang ke lokasi kejadian untuk menyelidiki penyebab pasti kecelakaan. Tim memfokuskan penyelidikan pada faktor human error dan mesin pesawat. Tim KNKT terus mencari kotak hitan pesawat [baca: Lion Air Menyatakan Bertanggung Jawab].
Sementara itu, semua korban meninggal telah dibawa pulang keluarga masing-masing. Satu di antaranya mayat Kapten Dwi Mawastoro. Nanik, istri Dwi, mengatakan jenazah suaminya sore nanti akan dimakamkan di Surabaya, Jawa Timur. Kini Nanik hanya bisa pasrah menghadapi musibah yang dialaminya.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)
Berikut nama-nama korban kecelakaan:
A.Korban meninggal, di antaranya:
B.Korban luka, di antaranya: