Sumitro Djojohadikusumo Meninggal Dunia

Setelah cukup lama menderita penyakit jantung dan penyempitan pembuluh darah, begawan ekonomi Profesor Doktor Sumitro Djojohadikusumo mengembuskan napas terakhir di usia 84 tahun.

oleh Liputan6 diperbarui 09 Mar 2001, 09:51 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Profesor Doktor Sumitro Djojohadikusumo, 84 tahun, sekitar pukul 00.00 WIB, Jumat (9/3), meninggal dunia di Rumah Sakit Dharma Nugraha, Jalan Balai Pustaka, Rawamangun, Jakarta Timur. Sumitro yang perokok berat ini meninggal setelah cukup lama menderita penyakit jantung dan penyempitan pembuluh darah.

Kini, jenazah disemayamkan di rumah duka Jalan Metro Kencana IV Nomor 27, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Sedianya, almarhum akan dikebumikan selepas salat Jumat, di Taman Pemakaman Umum Karet, Jakarta Pusat.

Saat mengembuskan napas terakhir, sanak keluarga tampak hadir, termasuk satu di antara empat putranya, mantan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat Letnan Jenderal Purnawirawan Prabowo Subianto. Besan mantan Presiden Soeharto kelahiran Kebumen, Jawa Tengah, 29 Mei 1917, ini meninggalkan istri dan empat putra. Seorang putranya yang lain adalah pengusaha Hashim Djojohadikusumo.

Di usia ke-33, Sumitro pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian RI dan ikut mendirikan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ia meraih gelar doktor di Nederlandse Economise Hogeschool, Rotterdam, Belanda pada tahun 1943 dengan disertasi berjudul Het Volkscredietwezen in de Depressie.

Sumitro dikenal aktif menulis, dengan cakupan khusus masalah ekonomi. Buku terakhir ia tulis adalah Jejak Perlawanan Begawan Pejuang, diterbitkan Pustaka Sinar Harapan, April 2000. Selama 1942-1994, Sumitro menulis sebanyak 130 buku dan makalah dalam bahasa Inggris.

Sumitro memperoleh banyak penghargaan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Misalnya, Bintang Mahaputra Adipradana (II), Panglima Mangku Negara, Kerajaan Malaysia, Grand Cross of Most Exalted Order of the White Elephant, First Class dari Kerajaan Thailand, Grand Cross of the Crown dari Kerajaan Belgia, serta yang lainnya dari Republik Tunisia dan Prancis.(RSB)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya