Kala Para Pria Mendambakan Keperkasaan

Hampir 100 persen obat kuat dijual ilegal. Peredaran obat ilegal tak bisa dilepaskan dari carut- marut regulasi farmasi di Indonesia. Mak Erot adalah alternatif lain untuk menambah keperkasaan pria.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Des 2004, 01:58 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Banyak pria mendambakan menjadi perkasa. Apa pun dilakukan untuk memperoleh kepuasan sendiri maupun pasangan di ranjang. Salah satunya dengan cara mengkonsumsi obat kuat. Tragisnya obat-obatan itu tidak memberikan solusi. Tapi, justru menimbulkan masalah baru. Tak jarang para pencari keperkasaan ini menemui ajal. Parahnya kasus ini tidak hanya ditemui di kota-kota besar, melainkan juga di kota-kota kecil di Indonesia [baca: Diduga Overdosis Memakan Obat Kuat, Zuhram Tewas].

Menurut Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) dokter Marius Widjajarta, obat penambah gairah seks pria dan wanita dijual secara bebas di pasaran Jakarta. Obat itu beredar lebih dari 100 jenis dengan berbagai bentuk. Mulai dari obat oles, salep, kapsul, pil, hingga obat cair. Hampir dapat dipastikan obat-obatan ini 100 persen ilegal alias asli tapi palsu (aspal). Sebagai obat aspal, tidak bisa dijamin dan efek sampingnya. Beberapa di antaranya berisi tepung, bedak, dan mengandung metiltestosteron yang merangsang timbulnya tumor hati. Bahkan, sebagian lainnya ditemukan mengandung zat aktif keras yang penggunaannya harus seizin dokter.

Dari pemantauan Tim Sigi SCTV selama dua pekan, tak kurang dari 100 toko dan kios di Jakarta secara bebas memperdagangkan obat kuat. Ada yang hanya berupa bilik warung dan toko. Para pedagang mengaku bekerja untuk bos besar yang namanya sama, Aseng. Bahkan, nama itu dipakai untuk toko mereka. Tak hanya itu, ada pula yang secara terang-terangan mengiklankan produk mereka di surat kabar. Yang diiklankan adalah jenis obat kuat oles dan cair dengan penawaran "satu menit dioles langsung besar dan panjang enam sentimeter". Tak seperti obat resmi lainnya, para peminat harus memesan via telepon. Harganya pun cukup mahal, Rp 210 ribu per paket.

Menurut sang kurir, perusahaan obat ini juga melayani pemesanan dari luar kota. Caranya, pemesan menstransfer uang ke nomor rekening yang ada di brosur. Setelah diselidiki, rekening itu dibuka di Bank Negara Indonesia cabang Jembatan Merah, Surabaya, Jawa Timur, atas nama Mashrohan. Jumlah saldo yang ditinggalkan tak jauh dari saldo minimal.

Anehnya, pada kemasan obat tidak ada keterangan nama dan alamat perusahaan, kandungan zat aktif, masa kadaluarsa, maupun cara pemakaian. Yang ada hanya merek bertuliskan huruf Cina untuk obat minum dan prof oil untuk obat oles. Menurut keterangan Ketua Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Sampurno, obat-obatan ini tidak memberikan efek kepada konsumen karena hanya berisi minyak jarak. Selain itu, konsumen yang mengkonsumsi obat ini terancam kesehatannya.

Jenis pil kuat ilegal yang beredar di pasaran adalah obat-obatan terkenal seperti Viagra, Cialis, dan Levitra. Pada umumnya obat ini hanya didapatkan dengan resep dokter untuk pasien dengan gejala disfungsi ereksi. Namun, barang-barang aspal itu dijual dengan mempromosikan sebagai obat perkasa dari Amerika Serikat atau Australia. Harga yang ditawarkan pun separuh lebih murah dari harga asli. Tentu saja hal ini merugikan pihak produsen resmi.

Selain itu, masih ditemui obat kuat dengan merek berbahasa Cina dan bahasa Inggris seperti Macho Man, King Sex, Emira, Darling, Magic, Power, Handsome oil, dan lain-lain. Mungkin sebagian asli, tapi tak sedikit yang ilegal karena tidak memiliki ketentuan registrasi dari BPOM.

Bisnis ilegal ini kian tumbuh pesat karena memperoleh keuntungan yang cukup menggiurkan. Jika omzet satu warung obat rata-rata Rp 500 ribu per hari. Dalam setahun, uang yang beredar di pasar obat Jakarta mencapai Rp 18 miliar.

Polisi beserta BPOM berusaha keras memerangi produksi obat palsu. Sejumlah toko, apotik, pasar, atau kios-kios obat digrebek dan sejumlah obat ilegal disita. Tapi, razia tinggalah razia. Sehari digerebek, obat-obatan itu beredar lagi di lain tempat. Konon, obat kuat ilegal kian marak karena permintaan pasar yang tinggi. Di Indonesia, sekitar 40 juta pria memerlukan obat gangguan seksual seperti ini.

Jaringan obat kuat palsu terbagi dalam dua modus besar. Obat kuat jenis impor biasanya masuk dengan memanfaatkan sistem pengawasan pelabuhan laut kecil yang umumnya lemah. Jenis ini kebanyakan dari Cina. Kedua, obat kuat produk lokal tapi dikemas seolah impor. Farmasi gelap itu diduga merupakan pemasok terbesar dalam mata rantai obat ilegal di Indonesia. Ciri-ciri obat ini hanya berisi tepung atau bedak saja. Mereka memiliki peralatan teknologi maju untuk mengemas produk palsunya seperti yang asli.

Menurut Kepala penyidik BPOM Weddy Mallyan, sejumlah pengedar dan penjual obat aspal berhasil diringkus dan diajukan ke meja hijau. Namun, sejak operasi digelar 90-an, baru satu pabrik besar yang berhasil dibongkar. Direktur Lembaga Badan Hukum Kesehatan Iskandar Sitorus berpendapat, agar peredaran obat ilegal ini dapat ditekan, maka sistem kesehatan harus diperbaiki.

Marius berpendapat, regulasi di bidang obat yang carut-marut-menjadi salah satu pemicu kegagalan pemerintah melindungi warga dari serbuan obat aspal. Saat ini, registrasi obat dilakukan oleh BPOM yang otonom. Tapi, Departemen Kesehatan juga mengeluarkan register sejenis dan membentuk dirjen pelayanan kefarmasian. Di samping pemborosan anggaran negara, adanya tumpang tindih antarlemabaga.

Selain obat kimia, banyak pria berburu keperkasaan ke dukun atau pengobatan tradisional. Nama Mak Erot adalah satu dari sekian nama yang kondang di negeri ini. Konon, nenek yang tinggal di Kampung Cigadok, Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, itu mampu membangkitkan keperkasaan pria yang impoten. Kliennya beragam mulai dari artis hingga pejabat tinggi.

Chaeruddin, cicit Mak Erot, mengatakan, umumnya tamu yang datang ke sini ingin memperbesar atau memperkasa alat vitalnya. Mula-mula Mak Erot mendengarkan keluhan dan keinginan pasien. Setelah itu, pasien dipijat badan hingga alat vitalnya oleh cucu atau anak laki-laki Mak Erot. Kemudian Mak Erot membaca doa sembari memegang lemang atau ketan hitam yang ditaruh dalam bambu. Lemang ini menggambarkan ukuran alat vital yang diminta pasien. Usai membaca doa, pasien diminta memakan habis lemang, terong hutan, dan segelas ramuan. Pasien juga diharuskan minum ramuan serupa selama tiga hari berturut-turut di rumah.

Mak Erot mengaku telah buka praktik sejak zaman penjajahan Jepang. Selain Mak Erot, lima dari tujuh anaknya buka praktik di berbagai tempat di Indonesia. Begitu pula cucu-cucunya. Keluarga Mak Erot mengaku cukup bermodal surat keterangan lurah sampai kejaksaan. Sedangkan pengobatan tradisional didaftarkan ke dinas kesehatan.

Namun, Mak Erot tidak tahu pasti pengobatannya berhasil atau tidak. Maklum, tak ada pasien yang komplain dan memberitahu kondisi mereka pascapengobatan ke keluarga Mak Erot. Dari sisi medis, pengobatan Mak Erot juga dipertanyakan validitasnya.(DNP/Tim Sigi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya