Pasar di Banda Aceh Terbakar, Warga Tak Peduli

Sejumlah warga ataupun pemadam kebakaran tidak menghiraukan kebakaran yang terjadi di Pasar Simpang Lima, dekat Hotel Sultan, pusat Kota Banda Aceh. Tak ada korban jiwa dalam insiden ini.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Des 2004, 12:41 WIB
Liputan6.com, Banda Aceh: Pascagempa dan gelombang Tsunami di Nanggoe Aceh Darussalam, Pasar Simpang Lima, dekat Hotel Sultan di pusat Kota Banda Aceh, terbakar, Rabu (29/12) malam. Peristiwa ini tak menimbulkan korban jiwa karena toko-toko yang terbakar sudah ditinggalkan pemiliknya.

Api masih belum padam hingga pukul 21.00 WIB. Sebab, warga maupun pemadam kebakaran tak berupaya memadamkan si jago merah. Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui sumber api.

Reporter SCTV yang berada di Aceh ikut memantau situasi sejumlah wilayah di Tanah Rencong pascabencana dengan pesawat jenis Bronco V-10. Pesawat terbang dari satuan gugus tugas di Bandar Udara Maimun Saleh, Sabang.

Meski relatif dekat dengan kawasan episentrum gempa, Pulau Weh yang berada di paling Barat wilayah Indonesia tak terpengaruh dengan musibah gempa maupun Tsunami. Dari udara tampak Pulau tersebut tidak hancur diterjang Tsunami. Listrik masih menyala. Bahkan, masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa. Tapi, tidak dipungkiri kalau warga sempat cemas ketika ombak laut mulai naik.

Markas Batalyon Infanteri 744 di Banda Aceh porak poranda. Demikian pula dengan Kota Calang, Kabupaten Aceh Jaya. Situasi yang sama terjadi di kawasan sepanjang pesisir Kota Longa, Aceh Besar hingga Meulaboh, Aceh Barat. Hampir seluruh kawasan itu terendam air laut dan sebagian besar bangunan hancur [baca: Aceh, Empat Hari Setelah Tsunami].

Sementara di Jakarta, salah satu keluarga yang memiliki saudara di Aceh mendatangi studio SCTV untuk memastikan telah melihat Agus Dwi Istanto, salah satu kerabatnya. Mereka mengaku melihat tayangan SCTV yang memperlihatkan Agus tengah membantu warga lain yang tertimpa musibah.

Sebelumnya, mereka sempat khawatir karena hingga kemarin tak terdengar kabar sedikit pun dari Agus yang tengah bertugas di Meulaboh. Mereka mengaku selalu menonton siaran televisi untuk mengetahui kondisi terkini di Meulaboh.

Gempa dan Tsunami memang telah meluluhlantakkan Serambi Mekah. Korban yang meninggal pun mencapai ribuan orang. Tak heran warga yang memiliki sanak saudara di Tanah Rencong sangat cemas dengan nasib kerabat mereka. Tak hanya itu, musibah besar itu juga memutuskan jaringan telekomunikasi dan listrik. Untuk itu, pemerintah memprioritaskan buat memperbaiki infrastruktur tersebut.

Departemen Sosial menerima bantuan 100 unit genset dari sebuah perusahaan pembangkit tenaga listrik di Jakarta. Diharapkan, bantuan bisa mempercepat pemerintah mewujudkan niatnya untuk segera menangani musibah di Aceh. Sayang, pihak Depsos mengaku kesulitan membawa genset berkekuatan 2.400 watt itu ke lokasi bencana [baca: Kebutuhan Minimal Warga Aceh Terpenuhi dalam Sepekan].

Bantuan juga diberikan para pedagang di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, kepada Paguyuban Masyarakat Aceh di Jakarta. Bantuan yang diberikan mereka, berupa obat-obatan dan alat kesehatan. Paguyuban Masyarakat Aceh mengatakan segera mengirim barang tersebut ke Aceh bila mereka diangkut langsung ke lokasi bencana.

Pengumpulan dana peduli Aceh sejak tiga hari terakhir ini terus mengalir. Bahkan, penggalangan dana dilakukan berbagai kelompok di sejumlah jalan di Jakarta. Di antaranya Forum Solidaritas Masyarakat Aceh yang berlokasi di kawasan Condet, Jaktim.

Aksi serupa banyak dilakukan kelompok mahasiswa di Jakarta. Namun, pencarian dana dengan cara seperti ini dikhawatirkan hanya memanfaatkan situasi. Moamar Khadafy, salah satu mahasiswa yang menjadi koordinator lapangan pengumpulan dana untuk Aceh membantah tudingan itu. Dia menjamin dana yang diperoleh langsung disalurkan ke Aceh. Para penyumbang sendiri tak peduli jika ada kelompok yang mengumpulkan dana hanya memanfaatkan situasi.(DNP/Tim Liputan 6 SCTV)

Saluran telepon di sejumlah daerah yang terkena musibah di NAD dan Sumatra Utara masih sering terganggu. Untuk mendapatkan informasi kondisi terakhir di lokasi musibah, beberapa posko bencana membuka saluran telepon baik telepon satelit, operator selular, maupun telepon biasa. Berikut nomor telepon yang bisa dihubungi:

A. Nanggroe Aceh Darussalam
1. Banda Aceh
- Posko Nasional : 0868 1212 8645
- Posko Radio Antarpenduduk Indonesia (RAPI): 0868.1212.8649 dan 0868.1212.8645
- Posko Kepolisian Daerah NAD: 0868.1212.8644
- Posko Komando Daerah Militer Banda Aceh: 0868.1212.8643

2. Lhokseumawe
- Posko Komandan Satuan Tugas Penerangan Kodam Iskandar Muda: 0645.630.935 dan 0811.671.555

B. Sumatra Utara
1. Posko Nasional: (061) 7781.4162

C. Jakarta
1. Media Center Puspen TNI: (021) 8459.5575
2. Posko Bantuan Angkutan Sosial (Pangkalan Udara Halim): (021) 801.9035

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya