Liputan6.com, Medan: Wakil Presiden Jusuf Kalla meresmikan dimulainya pembangunan wisma anak korban Tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam, Sabtu (5/2). Wisma itu didirikan di Jalan Raya Veteran, Medan, Sumatra Utara, di atas tanah seluas tiga hektare. Untuk menampung seribu anak-anak pemerintah berencana mendesain bangunan menjadi delapan asrama, masjid, ruang dapur, dan ruang makan. Agar anak-anak bisa melupakan tragedi Tsunami juga akan dibuatkan lapangan sepak bola.
Menurut Jusuf Kalla, bencana alam di Tanah Rencong telah mengakibatkan 100 ribu anak kehilangan orang tua dan menjadi yatim piatu. Wapres berharap masyarakat berperan aktif membantu mereka. Keterlibatan rakyat Indonesia dalam rehabilitasi dan rekonstruksi sebagian wilayah Aceh juga diperlukan.
Rumah perlindungan anak korban Tsunami di Jalan Raya Veteran adalah yang kedua dibangun di Medan. Wisma serupa pertama kali diresmikan Januari silam. Pemerintah memberi nama wisma yang terletak di Jalan Pancing, Medan itu rumah perlindungan sosial untuk anak (RPSA) Aceh. Selain arena bermain, wisma dilengkapi sarana kesehatan, dan pendidikan [baca: Puluhan Anak Memasuki Rumah Perlindungan Medan]. RPSA berkapasitas delapan kamar yang mampu menampung 100 anak. Para korban Tsunami akan tinggal dalam waktu yang tak terbatas.(KEN/Chaerul Dharma dan Cuk Arbianto)
Menurut Jusuf Kalla, bencana alam di Tanah Rencong telah mengakibatkan 100 ribu anak kehilangan orang tua dan menjadi yatim piatu. Wapres berharap masyarakat berperan aktif membantu mereka. Keterlibatan rakyat Indonesia dalam rehabilitasi dan rekonstruksi sebagian wilayah Aceh juga diperlukan.
Rumah perlindungan anak korban Tsunami di Jalan Raya Veteran adalah yang kedua dibangun di Medan. Wisma serupa pertama kali diresmikan Januari silam. Pemerintah memberi nama wisma yang terletak di Jalan Pancing, Medan itu rumah perlindungan sosial untuk anak (RPSA) Aceh. Selain arena bermain, wisma dilengkapi sarana kesehatan, dan pendidikan [baca: Puluhan Anak Memasuki Rumah Perlindungan Medan]. RPSA berkapasitas delapan kamar yang mampu menampung 100 anak. Para korban Tsunami akan tinggal dalam waktu yang tak terbatas.(KEN/Chaerul Dharma dan Cuk Arbianto)