Arab Saudi Melangsungkan Pemilu Nasional Pertama

Pemilu pertama di Arab Saudi terbatas untuk memilih sejumlah pejabat kota dan hanya kaum pria yang memiliki hak pilih serta mencalonkan diri. Peristiwa ini sebagai langkah awal menuju kebebasan berekspresi.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Feb 2005, 06:37 WIB
Liputan6.com, Riyadh: Rakyat Arab Saudi membuka lembaran baru sejarah. Kamis (10/2), mereka untuk pertama kalinya mengikuti sebuah pemilihan umum berdasarkan standar internasional. Peristiwa ini dinilai sebagai langkah awal menuju kebebasan berekspresi, meski yang memberikan hak suara baru dari kalangan pria. Lebih dari 1.800 kandidat bertarung untuk memperebutkan 127 kursi di ibu kota Saudi Arabia, Riyadh dan beberapa desa di sekitarnya.

Berbeda dengan pemilu di berbagai negara yang diselenggarakan untuk memilih pemimpin nasional, pemilu pertama di Arab Saudi terbatas untuk memilih sejumlah pejabat kota. Selain itu, hanya kaum pria yang memiliki hak pilih serta mencalonkan diri. Sedangkan kaum wanita tidak mendapat kedua hak tersebut. Hal ini mendapat protes Hatun Ajwad Alsassi, guru besar sejarah perempuan di Universitas Raja Saud. Menurut dia, penolakan atas hak kaum hawa dalam pemilu sebagai gelagat buruk bagi pengakuan perempuan Arab Saudi.

Pangeran Mansur bin Miteb selaku Ketua Komisi Pemilu menyatakan, jumlah pemilih yang mengikuti pemilu cukup banyak dan tak ada laporan mengenai hambatan dalam pelaksanaannya. Kendati demikian, jumlah warga yang menggunakan haknya diperkirakan jauh lebih sedikit dari calon pemilih yang memenuhi ketentuan, yaitu sekitar 149 ribu dari 600 ribu orang. Hasil resmi pemilu diperkirakan rampung pada hari ini atau selambatnya Sabtu besok.(DEN/Uri)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya