Pengungsi di Aceh Besar Kesulitan Transportasi

Para pengungsi yang menghuni barak relokasi di kawasan Bakoi, Aceh Besar, NAD, kesulitan mendapat transportasi untuk bisa keluar dari barak. Kendaraan yang tersedia hanya terbats becak motor dengan tarif mahal.

oleh Liputan6 diperbarui 18 Feb 2005, 10:21 WIB
Liputan6.com, Bakoi: Barak yang menjadi penampungan para pengungsi yang direlokasi di Bakoi, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam, sebagian besar sudah ditempati. Perbaikan jalan menuju barak masih berlangsung di beberapa tempat hingga Kamis (17/2). Namun, warga di pengungsian kesulitan mendapatkan transportasi untuk bisa keluar menuju jalan raya.

Kendaraan yang ada hanya becak motor dan tarifnya sangat mahal. Sekali jalan, penumpang harus merogoh kocek Rp 10 ribu. Padahal, jarak dari barak ke jalan raya mencapai dua kilometer lebih. Sejumlah pengungsi berharap pemerintah menyediakan transportasi yang murah.

Sementara itu, Masjid Nurul Hidayah di Meulaboh, Aceh Barat, yang rusak berat akibat Tsunami hingga kini masih terbengkalai. Masjid yang dibangun pada 1937 ini dalam kondisi mengenaskan. Bangunan bagian depan masjid tertua Kota Meulaboh ini rusak parah. Meski sudah hampir dua bulan berlalu, hingga kini, kerusakan belum juga diperbaiki. Menurut Imam Masjid Nurul Hidayah, Tengku Abdurrahman, meski tercatat sebagai salah satu situs bersejarah di Meulaboh, pemerintah kabupaten setempat kurang memperhatikannya.

Masjid berukuran 10 x 15 meter ini sebelumnya dibangun oleh tokoh warga Gunung Kleng, Tengku Mak Risyad. Masjid ini dibangun sebagai upaya memperkuat syiar Islam di kawasan Merbau, Aceh Barat. Selama ini, perawatan masjid dilakukan secara mandiri oleh warga setempat.

Diduga, kurangnya perhatian terhadap masjid tua ini karena pemerintah setempat tengah disibukkan dengan penanganan korban Tsunami. Sementara warga sekitar dalam kondisi kesulitan pascabencana Tsunami yang melanda wilayah Meulaboh.

Pundi Amal SCTV kembali menerima bantuan untuk disalurkan kepada korban gempa dan Tsunami di Aceh serta Sumatra Utara. Bantuan itu berasal dari Persekutuan Doa Surya Citra Mandiri dan perwakilan Sekolah Dasar Pangudi Luhur. Persekutuan Doa SCM memberikan dana Rp 52 juta. Sementara para siswa SD Pangudi Luhur menyerahkan dana sebesar Rp 10,5 juta.

Hingga saat ini, total sumbangan dari pemirsa melalui Pundi Amal SCTV untuk korban gempa dan Tsunami berjumlah Rp 40 miliar lebih. Tahun ini, rencananya Pundi Amal menyalurkan sekitar Rp 20 miliar untuk rehabilitasi Aceh. Tim Pundi Amal juga berencana membangun puluhan sekolah, mandi cuci kakus (MCK), fasilitas sanitasi lain dan satu pondok pesantren dalam tahun ini. Pundi Amal juga akan membelikan sepuluh ambulans untuk tim kesehatan di Aceh. Tim Pundi Amal mengaku sudah mendapat izin dari Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah serta Pemerintah Provinsi NAD.(DNP/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya