Presiden Kosovo Lolos dari Percobaan Pembunuhan

Ketika iring-iringan mobil yang ditumpangi Presiden Kosovo Ibrahim Rugova melintas di pusat Kota Pristina, bom meledak. Satu orang cedera dalam insiden ini, namun Rugova dipastikan tidak cedera.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Mar 2005, 01:21 WIB
Liputan6.com, Pristina: Presiden Kosovo Ibrahim Rugova lolos dari percobaan pembunuhan dengan bom di Pristina, Kosovo, Selasa (15/3) pagi. Ketika iring-iringan mobil yang ditumpangi Rugova melintas di pusat kota, tiba-tiba bom meledak. Meski mobil rusak berat, Rugova dipastikan tidak cedera. Namun, sedikitnya satu orang luka-luka akibat terkena serpihan kaca.

Ledakan dua bom mengguncang Kota Baghdad, Irak. Ledakan pertama terjadi di dekat sebuah sekolah di Distrik Al Amil dan mencederai sejumlah siswa. Bom kedua meledak di lokasi berbeda dan menewaskan seorang anak kecil dan si pengebom. Empat orang juga dilaporkan cedera dalam insiden ini.

Hingga kini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut. Rugova yang berasal dari etnis Albania diketahui memiliki banyak musuh. Ia diincar kelompok etnis Serbia yang menghendaki Kosovo tetap menjadi bagian Serbia. Rugova pun diintai kelompok garis keras Albania yang menyimpan dendam karena penolakan Rugova untuk mendukung tentara pembebasan Kosovo.

Di Isfahan, Iran, menteri perminyakan sejumlah negara pengekspor minyak (OPEC) membahas kemungkinan meningkatkan produksi minyak. Peningkatan kuota produksi minyak itu diusulkan Arab Saudi. Saat ini, OPEC ditekan negara-negara pengimpor untuk menurunkan harga minyak dunia yang mencapai US$ 55 per barel [baca: Mayoritas Anggota OPEC Mengisyaratkan Mempertahankan Harga Minyak].

Pengadilan tinggi di San Fransisco, California, Amerika Serikat, mengatakan peraturan yang melarang perkawinan sejenis bertentangan dengan konstitusi. Sejumlah pasangan homoseksual segera mendatangi Gedung Balai Kota setempat untuk merayakan putusan pengadilan tersebut.

Ribuan warga di Beirut, Lebanon, berunjuk rasa menentang campur tangan Amerika Serikat dan Israel tentang urusan di negara mereka. Kedua negara itu dituding memaksa Suriah menarik mundur 14 ribu pasukannya dari Lebanon [baca: Demonstrasi Akbar Mengenang Kematian Hariri].(DNP/Rcm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya