Banjir Lumpur Menyapu Empat Desa di Palopo

Hujan yang mengguyur Kota Palopo, Sulsel, membuat air dua sungai meluap dan merendam ratusan rumah penduduk di empat desa. Dua desa terisolasi karena jalan menuju ke sana tertutup tanah longsor.

oleh Liputan6 diperbarui 05 Apr 2005, 06:34 WIB
Liputan6.com, Palopo: Luapan air bercampur lumpur dari Sungai Singeni dan Labongko menyapu empat desa di Kabupaten Palopo, Sulawesi Selatan, baru-baru ini. Akibatnya warga dari empat desa tersebut mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Air kedua sungai itu meluap akibat hujan deras yang mengguyur kawasan Palopo.

Empat desa yang disapu banjir lumpur tersebut adalah Lumbewe, Jalajja, Burau dan Desa Mabunta. Desa Lumbewe adalah yang terparah. Ketinggian air di desa ini mencapai satu meter dan merusak empat rumah warga. Sejauh ini belum ada laporan tentang korban jiwa. Bencana ini juga membuat dua desa, yakni Batu Puti dan Cendana terisolasi. Jalan ke arah dua desa itu tertutup tanah longsor.

Banjir juga masih merendam ratusan rumah warga dan sekolah yang terletak di bantaran Sungai Citarum, Kecamatan Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Genangan air di wilayah ini masih cukup tinggi yakni, sekitar satu meter. Beberapa ruas jalan yang sebelumnya terendam banjir kini mulai surut sehingga dapat dilalui oleh kendaraan bermotor [baca: Banjir Merendam Sebagian Kabupaten Bandung].

Tingginya genangan air juga menyebabkan aktivitas belajar mengajar di Sekolah Dasar Negeri Bojongasih belum dapat berlangsung. Padahal kegiatan di sekolah ini sudah terhenti sejak dua bulan silam bersamaan dengan musim penghujan tiba. Sejumlah warga mengaku hanya pasrah menghadapi musuibah ini dan berharap air surut secepatnya sehingga mereka dapat hidup normal kembali.

Musibah serupa juga dialami warga di 20 kelurahan di Kota Jambi, Jambi. Hingga kemarin, debit air luapan Sungai Batanghari terus meninggi, sehingga merusak ratusan hektare lahan pertanian serta merendam ribuan rumah penduduk. Banjir yang kian meluas ini mengganggu aktivitas proses belajar mengajar di sejumlah sekolah. Pemerintah Provinsi Jambi menetapkan kawasan di sepanjang alur Sungai Batanghari dalam status Siaga Satu [baca: Banjir di Jambi Meluas].

Kondisi paling parah terjadi di Kecamatan Pelayangan dan Kecamatan Jambi Timur, tepatnya di Danau Teluk, Kelurahan Sijenjang, Kota Jambi. Saat ini sejumlah SD terpaksa meliburkan guru dan siswa mereka karena ruang kelas terendam air dengan ketinggian mencapai setengah meter. Di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 23 Jambi, siswa kelas tiga yang sedang mengikuti ujian terpaksa dipindahkan ke bangunan lain yang berjarak sekitar 200 meter dari sekolah.(DEN/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya