Menteri Luar Negeri Mongolia Bold Luvsanvandan menyatakan siap untuk menjadi anggota APEC tahun ini. Saat ini Mongolia melakukan berbagai persiapan guna memenuhi syarat keanggotaan yang tertuang pada `1997 Ministrial Statement of Membership`.
"Salah satu prioritas kebijakan asing kami tahun ini adalah menjadi anggota APEC. Kami banyak mengambil langkah penting dan saat ini sudah memenuhi syarat penerimaan anggota APEC," jelasnya di Nusa Dua, Bali, seperti ditulis Minggu (6/10/2013).
Terdapat lima hal yang menjadi pendorong utama kesiapan Mongolia menyandang status anggota di APEC. Pertama, Mongolia berada di kawasan Asia Pasifik antara China dan Rusia. Tak hanya itu, negaranya banyak terlibat dalam kespakatan-kesepakatan multilateral yang melibatkan sejumlah negara di kawasan Asia Pasifik.
"Salah satu agenda regional kami adalah bisa menjadi mitra dialog ASEAN nantinya," ungkap Lunsanvandan.
Alasan kedua, Mongolia memiliki hubungan ekonomi yang baik dengan sejumlah negara anggota APEC. Dari total perdagangan asing yang dilakukan Mongolia, sebanyak 89,5% berasal dari negara-negara APEC.
"Jika Anda lihat dari jumlah ekspor Mongolia, target utamanya adalah China, Kanada, dan Rusia. Ketiganya adalah anggta APEC yang kontribusinya berjumlah 96,4% dari seluruh total ekspor kami," ungkap dia.
Dia lebih lanjut menjelaskan, perdagangan di negaranya berorientasi eksternal dan kebijakan-kebijakan ekonominya ditentukan oleh pasar. Mongolia dikatakannya telah mengadopsi rezim investasi dan perdagangan bebas yang membuka pasarnya untuk negara-negara asing.
Berikutnya yang ke empat, Luvsanvandan mengaku negaranya menerima beragam prinsip dan objektif yang ditentukan dalam beberapa deklarasi APEC, khusunya dari konferensi para pemimpin negara. Terbukti Mongolia turut menerapkan pengembangan infrastruktur nasional yang diadopsinya dari deklarasi APEC.
"Dengan transit yang kami bangun, Mongolia dapat menjadi jembatan pengubung Eropa dan APEC atau antar negara di kawasan tersebut," jelasnya.
Kemudian hal ke lima yang membuat Mongolia siap menjadi APEC adalah kesediannya untuk membuat Individual Action Plan (IAP). Hal ini guna memudahkannya untuk menerapkan dan berpartisipasi dalam Collective Action Plans sesuai dengan program APEC.
"Saya bisa pastikan, dengan ekonomi yang berkembang dan hubungan politik yang baik dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik, kehadiran Mongolia dapat bermanfaat lebih bagi APEC," ujarnya dengan yakin. (Sis/Igw)
"Salah satu prioritas kebijakan asing kami tahun ini adalah menjadi anggota APEC. Kami banyak mengambil langkah penting dan saat ini sudah memenuhi syarat penerimaan anggota APEC," jelasnya di Nusa Dua, Bali, seperti ditulis Minggu (6/10/2013).
Terdapat lima hal yang menjadi pendorong utama kesiapan Mongolia menyandang status anggota di APEC. Pertama, Mongolia berada di kawasan Asia Pasifik antara China dan Rusia. Tak hanya itu, negaranya banyak terlibat dalam kespakatan-kesepakatan multilateral yang melibatkan sejumlah negara di kawasan Asia Pasifik.
"Salah satu agenda regional kami adalah bisa menjadi mitra dialog ASEAN nantinya," ungkap Lunsanvandan.
Alasan kedua, Mongolia memiliki hubungan ekonomi yang baik dengan sejumlah negara anggota APEC. Dari total perdagangan asing yang dilakukan Mongolia, sebanyak 89,5% berasal dari negara-negara APEC.
"Jika Anda lihat dari jumlah ekspor Mongolia, target utamanya adalah China, Kanada, dan Rusia. Ketiganya adalah anggta APEC yang kontribusinya berjumlah 96,4% dari seluruh total ekspor kami," ungkap dia.
Dia lebih lanjut menjelaskan, perdagangan di negaranya berorientasi eksternal dan kebijakan-kebijakan ekonominya ditentukan oleh pasar. Mongolia dikatakannya telah mengadopsi rezim investasi dan perdagangan bebas yang membuka pasarnya untuk negara-negara asing.
Berikutnya yang ke empat, Luvsanvandan mengaku negaranya menerima beragam prinsip dan objektif yang ditentukan dalam beberapa deklarasi APEC, khusunya dari konferensi para pemimpin negara. Terbukti Mongolia turut menerapkan pengembangan infrastruktur nasional yang diadopsinya dari deklarasi APEC.
"Dengan transit yang kami bangun, Mongolia dapat menjadi jembatan pengubung Eropa dan APEC atau antar negara di kawasan tersebut," jelasnya.
Kemudian hal ke lima yang membuat Mongolia siap menjadi APEC adalah kesediannya untuk membuat Individual Action Plan (IAP). Hal ini guna memudahkannya untuk menerapkan dan berpartisipasi dalam Collective Action Plans sesuai dengan program APEC.
"Saya bisa pastikan, dengan ekonomi yang berkembang dan hubungan politik yang baik dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik, kehadiran Mongolia dapat bermanfaat lebih bagi APEC," ujarnya dengan yakin. (Sis/Igw)